REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Pendiri partai oposisi Kamboja yang hidup di pengasingan, Sam Rainsy, pada Rabu (6/11) mengatakan ia akan pulang ke negerinya pada Sabtu untuk menghadapi penangkapan setelah penindasan massal terhadap kalangan anggota oposisi yang berlangsung di negara itu.
"Saya akan berangkat dari Paris pada Kamis, 7 November. Saya akan tiba di Bangkok pada Jumat, 8 November, untuk bersiap memasuki #Kamboja pada Sabtu, 9 November," kata Rainsy dalam cuitan yang disertai gambar tiket pesawatnya.
Namun, ia tampaknya akan ditahan di Thailand. Thailand belum lama ini menolak masuk wakil presiden Partai Penyelamatan Nasional Kamboja ketika ia terbang ke bandar udara internasional utama di Bangkok.
Rainsy terbang ke Paris empat tahun lalu setelah putusan muncul karena pelanggaran pidana fitnah dan pencemaran nama baik. Berdasarkan putusan tersebut, ia diperintahkan membayar ganti rugi satu juta dolar AS (sekitar Rp 14 miliar). Ia juga menghadapi ancaman hukuman lima-tahun penjara dalam satu kasus terpisah.