Rabu 06 Nov 2019 14:45 WIB

Menteri Edhy Ingin Ikan Budi Daya Beri Kontribusi Terbesar

Budi daya diharapkan memberi kontribusi besar dalam sektor kelautan perikanan

Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Edhy Prabowo berdialog dengan masyarakat pada acara West Java Festival 2019, di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (2/11).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Edhy Prabowo berdialog dengan masyarakat pada acara West Java Festival 2019, di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (2/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menginginkan bidang perikanan budi daya memberikan kontribusi terbesar dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan nasional sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

"Kita kerjakan bersama-sama sehingga akuakultur (budi daya perikanan) bisa menjadi terdepan sehingga memberikan sumbangan terbesar di ekonomi ini (sektor kelautan dan perikanan)," kata Edhy Prabowo dalam pembukaan Pameran Aquatica Asia dan Indoaqua 2019 di Jakarta, Rabu (6/11).

Menteri Edhy juga mengutarakan harapannya agar pameran tahunan tersebut dapat menjadi ajang saling berbagi informasi dalam pengembangan budidaya perikanan agar ke depan lebih baik lagi.

Selain itu, ujar dia, penyelenggaraan acara bertajuk "Aquaculture Forever" itu juga bisa menjadi ajang evaluasi dari target dan kelemahan yang terdapat di dalam bidang budi daya perikanan nasional.

"Mari kita membangun perikanan budi daya untuk Indonesia yang lebih maju," kata Edhy.

Sementara itu, Dirjen Perikanan Budi Daya KKP Slamet Soebjakto menyatakan, penyelenggaraan pameran tahun ini fokus dalam pelaksanaan seminar dan temu bisnis, di luar dengan pameran itu sendiri.

"Saat ini, dukungan dalam membangun budi daya luar biasa," kata Slamet Soebjakto.

Slamet menambahkan, berbagai pemangku kepentingan termasuk asosiasi juga akan bahu membahu dalam mendukung pengembangan perikanan budi daya nasional.

Apalagi, ujar dia, selama jangka waktu lima tahun ini, pengembangannya juga memuaskan, seperti pendapatan pembudi daya perikanan yang saat ini rata-rata sekitar Rp 3,6 juta per bulan atau sudah berada di atas rata-rata upah minimum regional secara nasional.

"Nilai tukar usaha budi daya ikan sekarang adalah 112 (berdasarkan data BPS), ini artinya pembudi daya semakin sukses dan sejahtera karena keuntungan marjin yang didapat juga semakin besar," kata Dirjen Perikanan Budidaya.

Ketua Panitia Pelaksana Indoaqua 2019 Ruri Sarasono mengungkapkan bahwa pameran ini akan menjadi media edukasi serta produk perikanan dan hasil riset dalam bidang budi daya.

Ruri juga mengemukakan, dengan luas 500 meter persegi akan diisi oleh berbagai stan baik dari kementerian, perusahaan swasta, hingga start up atau usaha rintisan bidang perikanan.

Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPR RI Salim Fakhry mengapresiasi kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terkait dengan capaian yang dihasilkan sektor perikanan budi daya nasional yang dinilai berjalan dengan baik dan berdampak langsung terhadap perekonomian warga.

"Jika kita lihat produksi perikanan budi daya di Indonesia, pada tahun 2019 kuartal I tercatat naik sebanyak 3,03 persen atau sebesar 4,65 juta ton dibandingkan dengan tahun 2018 triwulan I sebesar 4,56 juta ton. Dan jika dibandingkan dengan waktu yang sama, produksi perikanan tangkap hanya mencapai 1,9 juta ton," kata Salim Fakhry.

Menurut Fakhry, hal itu berarti bahwa produksi perikanan budi daya nasional sudah dapat dikatakan mendahului atau berada di atas produksi perikanan tangkap di Tanah Air.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement