REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Sekelompok pemrotes di Irak Selatan membakar rumah milik tiga anggota parlemen dari blok politik yang berbeda, Selasa (5/11). Peristiwa tersebut terjadi di Kabupaten Ash-Shatrah di Provinsi Dhi Qar.
Rumah tersebut milik Naji As-Satra dari blok Sairoon di parlemen yang didukung tokoh Syiah berpengaruh Muqtada As-Sadr. Lalu, Muna Al-Gurabi dari Aliansi Fatah pimpinan Hadi Al-Amiri dan Zaynep Al-Hazreci dari Negara Koalisi Hukum yang dipimpin mantan perdana menteri Nouri Al-Maliki.
Petugas pemadam berusaha memadamkan si jago merah. Tak ada laporan mengenai korban.
Irak diguncang gelombang protes kedua sejak 25 Oktober untuk menentang korupsi yang merajalela, pengangguran, dan layanan dasar yang kurang. Sedikitnya 260 orang tewas dan 12 ribu orang lagi cedera sejak itu.
Kemarahan telah meningkat di Irak dalam beberapa tahun belakangan akibat peningkatan pengangguran dan korupsi yang merajalela. Banyak orang kurang mendapat layanan listrik dan air bersih.
Menurut data Bank Dunia, pengangguran di kalangan pemuda Irak berjumlah 25 persen. Irak juga ditempatkan pada posisi ke-12 negara paling korup di dunia oleh beberapa organisasi transparansi.