REPUBLIKA.CO.ID, MILAS --- Fisikawan nuklir dari Universitas Ankara berhasil memecahkan misteri seputar pohon zaitun yang ditanam di sebuah area di distrik Milas Provinsi Mugla, Turki. Selama bertahun-tahun, para ahli botani telah meneliti untuk menentukan usia pohon zaitun itu. Namun akhirnya seorang fisikawan nuklir berhasil memecahkan misteri usia pohon zaitun itu dengan menggunakan metode penanggalan luminesensi.
Para ilmuwan mengumpulkan sampel dari tanah serta akar pohon zaitun itu. Sampel dibawa dan diteliti di laboratorium. Para ilmuwan yang dipimpin oleh profesor Niyazi Meric dari Universitas Ankara menemukan bahwa pohon itu ditanam 300 tahun yang lalu. Tak hanya itu, para ilmuwan itu juga mengidentifikasi area tempat pohon zaitun itu ditanam adalah situs pemakaman zaman Romawi.
“Kami perlu menentukan waktu kapan tanah terakhir kali melihat cahaya. Kami mengumpulkan sampel dari tujuh bagian akar yang berbeda. Kami telah berhasil menemukan bahwa pohon itu ditanam 3.000 tahun yang lalu. Ini adalah pertama kalinya metode penanggalan luminesensi digunakan untuk menentukan usia sebatang pohon. Kami akan menerbitkan sebuah artikel tentang penemuan ini di majalah sains internasional,” kata Profesor Meric seperti dilansir Daily Sabah pada Senin (4/11).
Pohon zaitun berusia 3.000 tahun yang disebut juga Atau Agac atau Elder Tree itu hingga kini masih menghasilkan buah-buahan untuk penduduk setempat. Sementara itu buah zaitun yang dikumpulkan selama panen terakhir diolah menjadi minyak zaitun dengan harga satu liternya dijual 100 ribu lira Turki. Keuntungan tenaganya akan didonasikan untuk kepentingan pendidikan anak-anak yang memerlukan.