Rabu 06 Nov 2019 19:10 WIB

Antisipasi Peralihan Musim, BNPB Siapkan Rp 850 Miliar

Peralihan musim kemarau ke musim hujan biasanya ditandai dengan cuaca ekstrem.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
(Ilustrasi) Batang pohon yang tumbang akibat angin kencang, yang menjadi salah satu pertanda pancaroba atau peralihan musim.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
(Ilustrasi) Batang pohon yang tumbang akibat angin kencang, yang menjadi salah satu pertanda pancaroba atau peralihan musim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan dana siap pakai sebesar Rp 850 miliar. Dana ini guna mengantisipasi berbagai bencana alam yang terjadi saat peralihan musim kemarau ke musim hujan.

"Kita masih ada dana alokasi siap pakai sekitar Rp850 miliar hingga akhir tahun untuk antisipasi banjir dan tanah longsor," kata Kepala Pusat Data Informasi (Kapusdatin) dan Hubungan Masyarakat BNPB Agus Wibowo saat dihubungi di Jakarta, Rabu (6/11).

Baca Juga

Ia mengatakan dana tersebut dapat digunakan langsung untuk membantu daerah-daerah apabila terdampak bencana alam banjir dan tanah longsor. Dana tersebut merupakan salah satu bentuk kesiapan pemerintah dalam menghadapi berbagai ancaman bencana alam yang berpotensi terjadi di berbagai daerah saat peralihan musim.

Selain menyiapkan dana siap pakai, BNPB juga terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Indonesia guna mewaspadai cuaca ekstrem. "Semua daerah diminta untuk terus waspada, terutama Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa dan Bali karena cuaca ekstrem bisa terjadi secara tiba-tiba," katanya.

Ia menambahkan masyarakat juga diminta untuk menyiapkan dan menanam bibit-bibit pohon yang berfungsi sebagai penahan air saat terjadi musim hujan. Karena, saat peralihan musim kemarau ke hujan, tanaman akan lebih mudah tumbuh.

"Kita perlu lebih banyak tanam pohon, karena banyak daerah yang kekurangan pohon untuk menyerap air," katanya.

Senada dengan itu, Kasubid Analisis Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi mengatakan peralihan musim kemarau ke musim hujan biasanya ditandai dengan cuaca ekstrem. Karna itu, masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Fenomena ekstrem itu biasanya perubahan cuaca cepat, pagi hingga siang panas terik dan sore tiba-tiba hujan deras disertai petir," kata dia.

Fenomena ekstrem tersebut, ujarnya, kadang berlangsung dalam durasi cukup singkat. Dampaknya dapat berupa hujan deras, banjir, hingga menyebabkan pohon tumbang dan lain sebagainya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement