REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan dana siap pakai sebesar Rp 850 miliar. Dana ini guna mengantisipasi berbagai bencana alam yang terjadi saat peralihan musim kemarau ke musim hujan.
"Kita masih ada dana alokasi siap pakai sekitar Rp850 miliar hingga akhir tahun untuk antisipasi banjir dan tanah longsor," kata Kepala Pusat Data Informasi (Kapusdatin) dan Hubungan Masyarakat BNPB Agus Wibowo saat dihubungi di Jakarta, Rabu (6/11).
Ia mengatakan dana tersebut dapat digunakan langsung untuk membantu daerah-daerah apabila terdampak bencana alam banjir dan tanah longsor. Dana tersebut merupakan salah satu bentuk kesiapan pemerintah dalam menghadapi berbagai ancaman bencana alam yang berpotensi terjadi di berbagai daerah saat peralihan musim.
Selain menyiapkan dana siap pakai, BNPB juga terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Indonesia guna mewaspadai cuaca ekstrem. "Semua daerah diminta untuk terus waspada, terutama Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa dan Bali karena cuaca ekstrem bisa terjadi secara tiba-tiba," katanya.
Ia menambahkan masyarakat juga diminta untuk menyiapkan dan menanam bibit-bibit pohon yang berfungsi sebagai penahan air saat terjadi musim hujan. Karena, saat peralihan musim kemarau ke hujan, tanaman akan lebih mudah tumbuh.
"Kita perlu lebih banyak tanam pohon, karena banyak daerah yang kekurangan pohon untuk menyerap air," katanya.
Senada dengan itu, Kasubid Analisis Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi mengatakan peralihan musim kemarau ke musim hujan biasanya ditandai dengan cuaca ekstrem. Karna itu, masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Fenomena ekstrem itu biasanya perubahan cuaca cepat, pagi hingga siang panas terik dan sore tiba-tiba hujan deras disertai petir," kata dia.
Fenomena ekstrem tersebut, ujarnya, kadang berlangsung dalam durasi cukup singkat. Dampaknya dapat berupa hujan deras, banjir, hingga menyebabkan pohon tumbang dan lain sebagainya.