REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak lima ulama asal Jawa Barat lulusan program "English for Ulama", yakni Wifni Yusifa, Ridwan Subagya, Ihya Ulumudin, Safitra, dan Hasan Al-Banna, sudah menjejakkan kaki di Inggris untuk berdakwah.
Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provinsi Jabar dalam siaran pers yang diterima di Bandung, Selasa, menyatakan bahwa pada Senin (4/11) waktu setempat, mereka resmi memulai tugasnya, yaitu berdakwah dan menceritakan keindahan Islam Indonesia di lima kota di Inggris, yakni London, Bristol, Glasgow, Manchester, dan Birminghamsampai 14 November mendatang.
Disebutkan bahwa Duta Besar Indonesia untuk Inggris Rizal Sukma menyambut kedatangan mereka. Dubes menyatakan bahwa selain menjalankan tugasnya, mereka juga akan mendapatkan banyak pelajaran dari keberagaman budaya Benua Eropa.
Sedangkan Minister of State for the Foreign Office (Africa) and for International Development, Andrew Stephenson MP menerima kedatangan mereka dengan baik.
Dia berharap kelima ulama asal Jabar itu dapat belajar banyak terkait budaya di Eropa.
“Inggris memiliki budaya yang kuat dan beragam, di Pendle, salah satu wilayah di Inggris pengelola masjid mempunyai pekerjaan yang luar biasa dalam mendukung komunitas lokal. Semoga delegasi lima ulama Jabar dapat belajar banyak di sini,” kata Andrew.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menjelaskan bahwa kelima ulama itu nantinya akan berdakwah dan berdiskusi di sejumlah kampus serta komunitas, baik muslim maupun non-muslim, di Eropa.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini berharap mereka dapat mengubah persepsi negatif masyarakat "Benua Biru" terhadap Islam.
"Mereka akan menceritakan keramahan Islam Indonesia yang toleran, khususnya di Jabar. Harapannya, persepsi yang ada setelah kunjungan dua pekanini akan membawa pengalaman dan pemahaman keislaman di Indonesia oleh Eropa menjadi baik," katanya.
"Seringkali media Barat mendapati berita tentang Islam yang kurang proporsional dan tidak mewakili keseluruhan. Jadi, Islam yang moderat dan damai akan direpresentasikan oleh lima ulama ini dan mereka di masa depan akan jadi duta perdamaian bagi dunia," katanya.
Selain itu, kelima ulama tersebut akan menceritakan tentang keberagaman budaya Indonesia, khususnya budaya "Tanah Pasundan".
"Jadi cara bicara, sopan santun, cara merespon harus mempresentasikan sopan santun kita," katanya.