REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan pusat Ikatan pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU), Aswandi Jailani menyayangkan sikap Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI) dalam penanganan pornografi di Indonesia. Karena, menurut dia, Kominfo lamban dalam melakukan pemblokiran terhadap aplikasi yang bisa mengakses video porno.
"IPNU menyayangkan sikap Kominfo yang lamban melakukan pemblokiran aplikasi yang bisa mengakses video pornografi," ujar Aswandi kepada Republika.co.id, Rabu (6/11).
Dia mengatakan, Indonesia hari ini kembali diegegerkan dengan pemberitaan seorang pelajar 12 tahun yang tega menyodomi dua temannya di Mojokerto. Sebulan yang lalu, kata dia, juga beredar video pornografi yang dilakukan oleh pelajar di salah satu daerah di Indonesia.
Menurut dia, kasus-kasus tersebut muncul karena Kominfo gagal dalam mengurangi penyebaran video pornografi di dunia maya. "Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak reaktif dalam menangkal pengurangan penyebaran video yang bisa mendorong terjadinya pornografi dan pornoaksi," ucap Aswandi.
Dia pun menegaskan bahwa Indonesia saat ini masih darurat pornografi dan pornoaksi. Karena itu, IPNU mendorong Kominfo untuk segera bertindak dengan melakukan pemblokiran terhadap aplikasi yang bisa membuka akses pornografi. "Kominfo harus segera bertindak agar para pelajar Indonesia bisa terselamatkan dari beberapa pengaruh negatif dari media sosial," kata Aswandi.
Pemuda asal Jambi ini menambahkan, jika Kominfo masih lamban dalam menangani masalah tersebut kepemimpinan Presiden Joko Widodo tentu akan dianggap tidak bisa melindungi generasi muda dari pornoaksi dan pornografi. "Maka Kominfo harus lebih tegas dalam memblokir situs-situs yang menjerumuskan generasi penerus bangsa," jelasnya.