SLEMAN, Suara Muhammadiyah -- Kondisi Merapi mengalami peningkatan ke level awas, siswa dan guru SDM Girikerto meskipun panik tetap berupaya untuk melakukan evakuasi secara aman. Sekilas itulah yang bisa dilihat pada penilaian Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) SD Muhammadiyah Girikerto, Turi, Selasa (5/11).
Kepala Sekolah Muhammadiyah, Nurul Muslichatin S.Pd mengatakan, tujuan kegiatan tersebut sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan mitigasi bencana bencana sejak dini bagi sekolah yang berada di daerah rawan bencana Merapi. Jumlah dan rincian peserta 11 orang tim daru LSM dan BPBD sebagai penilai, 30 tim siaga bencana terdiri dari siswa, guru dan komite SDM Girikerto, 30 tamu undangan terdiri dari MUSPIKA, LPB PCM Turi dan Kabupaten Sleman, PUSKESMAS, UPT Yandik Turi, Kepala Desa Girikerto, Destana Girikerto, PCM Turi, KS SDM Mantaran selaku sekolah penyangga, warga sekitar, komite serta mitra SD yang lain serta 120 siswa SD yang ikut simulasi.
Menurut Inu Rini selaku ketua penilai dari BPBD Sleman menegaskan dari simulasi sudah terjalin kerja sama yang baik antara sekolah dengan pihak terkait khususnya sekolah penyangga, kelurahan, dan warga sekitar sekolah. “Harapannya terus bisa bersinergi apabila terjadi ancaman bahaya erupsi Merapi,” tuturnya.
Hal ini sangat krusial mengingat sekolah yang berada pada kawasan rawan bencana. SD Muhammadiyah Girikerto sudah mengalami peningkatan dalam hal penanggulangan bencana setelah menerima pelatihan dari BPBD.
“Kita berada di KRB 3 harus menyikapi dengan bijaksana sesuai dengan kearifan lokal dannarahan dari Pemerintah," kata Kesan Sumaryanta, SH selaku Kepala Desa Girikerto. Ia berharap simulasi ini menjadikan pengalaman dan memiliki kesadaran dalam hal pengurangan resiko bencana dan meningkatkan kesiapsiagaan bencana. (Arif)