Kamis 07 Nov 2019 18:33 WIB

Pergerakan Tanah Tambaksari, BPBD Tunggu Rekomendasi PVMBG

BPBD mencatat 51 rumah rusak akibat pergerakan tanah di Tambaksari, Ciamis.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga menunjukan pergerakan tanah dan bangunan rusak di Desa Kadupandak, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Kamis (7/11). Pegerakan tanah yang terjadi menyebabkan sejumlah rumah warga mengalami kerusakan.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Warga menunjukan pergerakan tanah dan bangunan rusak di Desa Kadupandak, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Kamis (7/11). Pegerakan tanah yang terjadi menyebabkan sejumlah rumah warga mengalami kerusakan.

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis mencatat, sebanyak 251 rumah rusak akibat pergerakan tanah di Kecamatan Tambaksari, Ciamis. Namun, BPBD masih menunggu hasil rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk menentukan langkah lanjutan.

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis Ahmad Sudrajat mengatakan, berdasarkan data yang telah terverifikasi, terdapat 251 rumah rusak di Kecamatan Tambaksari. Namun, angka itu kemungkinan terus bertambah. Itu karena pergerakan tanah masih terjadi dan laporan masuk semakin banyak. "Tapi belum diverifikasi semua," kata dia, Kamis (7/11).

PVMBG juga sudah melakukan kajian terkait penyebab terjadinya pergerakan tanah di Kecamatan Tambaksari. Kajian itu untuk menentukan rekomendasi ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis terkait penanggulangannya.

"Apakah ke depan akan terus seperti ini atau tidak. Ini masih dikaji, sehingga kita nanti ada rekomendasi tindakan yang harus dilakukan. Apakah harus relokasi atau tidak, itu hasil dari kajian. Tentu itu akan disampaikan ke pimpinan," kata dia.

Untuk sementara, Ahmad mengimbau warga untuk terus waspada, terutama ketika terjadi hujan. Jika rumah sudah mulai retak, ia menambahkan, sebaiknya mengungsi ke tempat tetangga atau kerabat.

BPBD juga siap menerjunkan tenda darurat jika dibutuhkan. "Kalau diminta tenda kita akan siapkan tenda darurat," kata dia.

Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Agus Budianto mengatakan, berdasarkan hasil kajian awal, kondisi tanah di wilayah Kecamatan Tambaksari dibangun oleh bebatuan longsoran vulkanis dan memiliki rekam jejak banjir bandang. Sementara di lapisan paling bawah terdiri dari bebatuan sedimen.

Ia melanjutkan, air tanah di wilayah itu bersifat dangkal. Rata-rata sumur warga hanya memiliki kedalaman 3 meterndan sudah mengeluarkan air.

Menurut dia, pergerakan tanah itu disebabkan kondisi tanah yang tidak padat dan terdiri dari banyak bebatuan. "Pada musim kering batunya merekah dan tanahnya lunak. Akhirnya terjadi amblasan kecil yang berdampak pada rumah di atasnya," kata dia.

Ia mengatakan, retakan itu harus segera ditutup agar air tidak langsung masuk ke dalam tanah ketika musim hujan. Jika dibiarkan, retakan yang terisi air akan memudahkan tanah untuk bergerak. Potensi kejadian longsor pun semakin tinggi.

Agus menyarankan, jika curah hujan sudah tinggi, warga segera mengungsi. Apalagi, terdapat banyak bangunan rumah warga yang sudah mengalami keretakan akibat amblasan tanah.

"Bangunannya juga banyak yang beton. Ketika tertarik, kita khawatir menimpa penghuninnya. Sekarang juga, kalau malam sebaiknya menungsi dulu," kata dia.

Ia mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi geologi di wilayah itu. Jika sudah selesai, hasilnya akan segera direkomendasikan kepada pemerintah daerah untuk menentukan langkah selanjutnya.

"Rekomendasi resmi akan kita berikan secepatnya. Kita sekarang masih lihat untuk keseluruhan wihayahnya. Baru kita bisa rekomendasikan secara lebih komperhensif," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement