Jumat 08 Nov 2019 04:00 WIB

In Picture: Teknologi Penyelamat Petani Tasikmalaya dari Kekeringan (1)

.

Rep: Adeng Bustomi/ Red: Yogi Ardhi

Kelompok Tani Sarimukti membangun kincir air untuk mengairi areal sawah yang dibuat secara swadaya di Aliran Sungai Citanduy, Desa Manggungsari. (FOTO : Adeng Bustomi/Antara)

Kelompok Tani Sarimukti membangun kincir air untuk mengairi areal sawah yang dibuat secara swadaya di Aliran Sungai Citanduy, Desa Manggungsari. (FOTO : Adeng Bustomi/Antara)

Kelompok Tani Sarimukti membangun kincir air untuk mengairi areal sawah yang dibuat secara swadaya di Aliran Sungai Citanduy, Desa Manggungsari. (FOTO : Adeng Bustomi/Antara)

Kelompok Tani Sarimukti membangun kincir air untuk mengairi areal sawah yang dibuat secara swadaya di Aliran Sungai Citanduy, Desa Manggungsari. (FOTO : Adeng Bustomi/Antara)

Anggota kelompok Tani Sarimukti menyambungkan pipa dari bambu untuk mengairi areal sawah yang dibuat secara swadaya di Desa Manggungsari. (FOTO : Adeng Bustomi/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Tiupan angin sepoi-sepoi mengiringi langkah Odo Hadori (65), selama berjalan menyusuri pematang di tengah persawahan di Kampung Sukasirna, Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat.

 

Menginjak sisi Sungai Citanduy, Odo menghentikan langkahnya, menatap barisan benda berbentuk roda besar yang berputar perlahan, deretan kincir air yang selama ini menjadi penyelamat para petani dari dampak kemarau panjang.

 

"Unggal usum halodo urang dieu mah ngadamel kincir, supados sawah teu kagaringan (Setiap musim kemarau warga di sini membuat kincir (air) supaya sawah tidak kekeringan)," ungkapnya.

 

Bagi petani di kawasan tersebut, kincir air menjadi jalan keluar untuk mengairi lahan persawahan yang terancam puso alias gagal panen kala musim kemarau. Secara swadaya dan bergoyong-royong warga di sana membuat kincir untuk mengalirkan air dari aliran Sungai Citanduy.

Bahan yang digunakan membuat kincir air pun sangat sederhana menggunakan bambu dan sejumlah papan kayu.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement