REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai pujian Presiden Joko Widodo terhadap Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam sambutan acara HUT Golkar bisa jadi merupakan ungkapan majas atau politik pasemon. Joko Widodo yakin, Partai Golkar akan semakin matang karena ketuanya top.
"Jadi, tidak bisa kita simpulkan bahwa pujian Pak Jokowi tersebut adalah sinyal Airlangga Hartato menjadi ketua umum Golkar lagi dalam Munas (Musyawarah Nasional) besok," ujar Pangi kepada Republika.co.id, Kamis (7/11).
Lanjut Pangi, bisa saja apa yang diucapkan Joko Widodo adalah benar-benar pujian, tapi bisa juga dimaknai dengan pesan yang lain. Menurutnya, dalam komunikasi politik ada pesan politik dan makna politik. Maka apa yang disampaikan bisa punya efek yang berbeda beda.
Apalagi Jokowi kadang-kadang banyak mengunakan bahasa Jawa dengan pola majas bahasa politik pasemon. Tentunya, bersayap-sayap, banyak sindiran, dan makna yang sulit dibaca.
"Bahkan memberikan pesan sebaliknya bahwa Pak Airlangga sudah kehilangan dukungan Pak Jokowi," ungkapnya.
Dalam politik yang seperti itu, Pangi mengatakan, orang yang dipuji, yang dipangku, justru yang dimatikan politiknya oleh Jokowi. "Jadi semua kemungkinan. Apalagi kalau kita bicara majas atau diksi yang bisa memanculkan banyak pesan dan makna yang tersembunyi di balik pujian tersebut," tutur Pangi.
Sebelumnya, Jokowi menghadiri di HUT Golkar dan menyampaikan sejumlah pesan. Ia menyebut, Golkar memiliki pengaruh besar ke pemerintahan.
Adanya gejolak di Golkar menurut dia dapat berpengaruh ke pemerintahan. Jokowi pun mengucapkan selamat ulang tahun untuk Golkar ke 55 tahun.
"Dan saya yakin Golkar akan semakin matang, dan saya yakin Golkar ke depan akan terus melejit, karena ketuanya top," kata Jokowi.