REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib mengajak seluruh pihak mengantisipasi rencana baiat jaringan ISIS di Indonesia ke pemimpin mereka yang baru.
"Saya dengar sebelum akhir tahun ini akan melakukan baiat secara tersendiri terpisah-pisah. Tetapi kemudian akan dipublikasikan melalui medsos mereka," kata Ridlwan Habib di Jakarta, Kamis (7/11).
Setelah pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi diumumkan tewas dalam serangan Amerika Serikat, kata Ridlwan, mereka menunjuk imam baru atau khilafah baru. Pemimpin baru dikenal dengan Abu Ibrahim Al Hasyimi Al Quraisy.
"Kemudian Abu Ibrahim Al Hasyimi Al Quraisy ini ditaati sama persis ketika mereka menaati Abu Bakar Al Baghdadi," katanya.
Beberapa kelompok ISIS di luar negeri seperti kelompok ISIS di Sinai Mesir, Tajikistan, Bangladesh sudah melakukan baiat terbuka dan diumumkan di media sosial. Mereka menyebut akan setia dengan Abu Ibrahim Al Hasyimi Al Quraisy.
Menurut Ridwan, walaupun jaringan teroris di Indonesia tinggal kelompok-kelompok kecil, tapi mereka memiliki militansi terhadap ideologinya dan setiap saat terus memikirkan bagaimana cara merekrut anggota baru. "Tinggal kelompok kecil sebenarnya yang masih menggunakan aksi-aksi teror yaitu Jamaah Ansharut Daulah, Jamaah Anshorut Khilafah dan beberapa faksi-faksi pro ISIS lain misalnya Mujahidin Indonesia Timur dan Barat," katanya.
Baiat ini perlu diantisipasi untuk menutup kesempatan sel-sel ISIS berkembang lagi di Indonesia dengan memanfaatkan momentum peralihan kepemimpinan yang baru.