Jumat 08 Nov 2019 06:10 WIB

LAZ Harfa Kontribusi Perkembangan Zakat Dunia

Pertemuan World Zakat Forum begitu penting bagi para penggiat zakat.

Rep: Rossi Handayani / Red: Gita Amanda
Laz Harfa menghadiri Konferensi Internasional World Zakat Forum (WZF) di Crowne Plaza Hotel, Bandung, Jawa Barat.
Foto: dok. Laz Harfa
Laz Harfa menghadiri Konferensi Internasional World Zakat Forum (WZF) di Crowne Plaza Hotel, Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lembaga Amil Zakat (LAZ) Harfa, Indah Prihanande, mengungkapkan pertemuan seperti World Zakat Forum (WZF) yang digelar pada 5-6 di Bandung begitu penting bagi para penggiat zakat, oleh sebab itu LAZ Harfa pada setiap pertemuan di WFZ selalu hadir setiap tahunnya. Banyak hal yang didapatkan dalam pertemuan tersebut, salah satunya yaitu perkembangan zakat di seluruh dunia. 

Baca Juga

"Ini kesempatan LAZ Harfa bisa belajar untuk best practice dan bertukar gagasan, bersinergi dalam memudahkan untuk mengelola zakat, dan kiprah Laz Harfa bukan hanya dalam lingkup provinsi akan tetapi berusaha untuk berskala nasional hingga internasional, dan ini kontribusi dalam meluaskan jaringan terhadap institusi zakat di seluruh dunia," kata Indah dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Kamis (7/11).

Konferensi Internasional WZF merupakan sebuah acara yang diselenggarakan setiap tahunnya, di mana organisasi pengelola zakat dari berbagai penjuru dunia hadir untuk membahas perkembangan pengelolaan zakat. Kongres ini dihadiri oleh 28 negara yang diwakili organisasi pengelolaan zakat di masing-masing negara. 

Konferensi tersebut mengangkat tema "Optimizing Global Zakat Role Through Digital Technology". Di mana sebanyak 300 tokoh organisasi pengelola zakat juga hadir guna membahas mengenai pengoptimalan peran teknologi digital dalam pengelolaan zakat. 

Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sekaligus Sekertaris Jenderal WZF, Bambang Sudibyo mengatakan, tema itu diangkat guna mengoptimalkan zakat dengan menggunakan teknologi. Teknologi 4.0 sudah menjadi keharusan di lingkungan keuangan, gerakan zakat adalah gerakan dibidang keuangan syariah, maka pengadaan zakat harus kekinian, dan relevan dengan kondisi masyarakat sekarang.

"Gerakan zakat sangat penting karena mampu menguatkan perekonomian suatu negara. Di saat ini, banyak negara-negara dunia yang sedang mengalami krisis, terutama negara-negara berkembang seperti Venezuela, Argentina, dan lainnya bahkan negara-negara besar di Amerika dan Eropa, seperti  Jerman, Inggris, dan China, mengalami perlambatan ekonomi. Tak hanya itu, Indonesia sangat berpotensi mengalami perlambatan ekonomi yang kemungkinan pertumbuhan hanya mencapai angka dibawah enam persen," kata Bambang.

Dalam konferensi WZF tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan zakat global untuk kesejahteraan dunia. Pengelolaan zakat yang benar dan tepat tentunya akan berpengaruh dan memberikan dampak positif terhadap permasalahan ekonomi yang terjadi.

"Peran LAZ Harfa dalam gerakan zakat di Indonesia tidak bisa dianggap kecil dalam membentuk peradaban zakat yang makin berkembang ini, saya berharap LAZ Harfa dapat terus berkembang menjadi lembaga zakat yang amanah dan dapat mendayagunakan zakat dengan sebaik-baiknya dan terus menginspirasi dengan program yang terbaik agar zakat dapat berperan dalam mengentaskan kemiskinan," ungkap Direktur Utama Baznas, Arifin Purwakananta.

Potensi zakat Indonesia sendiri tergolong besar, yakni dapat mencapai Rp 230 triliun. Namun, zakat yang bisa dikelola baru Rp 8 triliun atau 3,5 persen dari potensi yang ada.

International Expert and Consultant UNICEF, Elnur Salihovic mengungkapkan, MoU pada pertemuan World Zakat Forum ini sebagai note kesepahaman bahwa negara-negara yang terlibat sepakat untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) melalui zakat. MoU ini merupakan jalan untuk mereplikasi program yg sudah berjalan. Untuk itu negara-negara yang memiliki lembaga amil zakat dapat ikut berperan serta menerapkan program dengan berlandaskan Sustainable Development Goals.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement