Jumat 08 Nov 2019 11:29 WIB

Ribuan Babi Mati di Sumut Terindikasi African Swine Fever

Virus African Swine Fever belum pernah ada di Indonesia dan belum ada obatnya.

Red: Nidia Zuraya
Babi Ternak (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Babi Ternak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ribuan ternak babi di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang mendadak mati. Kematian ternak babi tersebut diduga tidak hanya terjangkit virus Hog Cholera atau Kolera Babi, melainkan juga terindikasi virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika.

Hal itu berdasarkan hasil uji laboratorium sempel bangkai babi di Medan yang dilakukan Balai Veteriner Medan. "Saya katakan indikasi karena selama ini tidak pernah ada dan saya katakan sampai saat ini tidak ada serangan virus ASF, tapi kalau indikasi ASF, iya. Beda antara ada dan indikasi ya," kata Kepala Balai Veteriner Medan Agustia MP di Medan, Jumat (11/8).

Baca Juga

Agustia mengungkapkan bahwa untuk membuktikan adanya ASF, harus dilakukan uji lab berkali-kali. Karena katanya, virus ASF ini belum pernah ada di Indonesia dan belum ada obatnya.

"Virus ini serangannya cepat dan sistemik. Babi yang diserang tidak kelihatan sakit namun bisa tiba-tiba mati. Virus ASF ini masuk ke dalam tubuh dan mematikan organ-organ," tuturnya.

Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara mencatat ada 11 Kabupaten/Kota yang terkena wabah virus hog cholera yaitu Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan Samosir.

Dari 11 kabupaten/kota tersebut sebanyak 4.682 ekor babi dilaporkan mati akibat virus ini. Hingga kini, Pemprov Sumut bersama pemerintah daerah berupaya keras untuk menangani masalah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement