REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan teknologi layar interaktif, DAV meneken kerja sama bersama ritel Alfa Group untuk pengadaan mesin layar interaktif, DAV 2.0 di seluruh toko ritel Alfamart dan Alfamidi. Layar interaktif tersebut menyiapkan layanan belanja barang secara digital oleh konsumen sekaligus informasi lengkap mengenai brand produk yang akan dibeli.
General Manager DAV, Hertha Joyce Agustine, menjelaskan, teknologi layar DAV 2.0 memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) dan augmented reality (AR) berbasis internet of things (IoT) untuk mendukung perkembangan sektor ritel domestik. Perangkat tersebut, kata Hertha dapat digunakan sekaligus untuk edukasi konsumen dan mengukur performa brand dengan lebih efektif dan efisien.
Khusus pada teknologi augmented reality yang terdapat pada mesin DAV 2.0 berguna untuk mendeteksi objek di depan layar. Fitur itu digunakan untuk mengestimasi gender konsumen, ekspresi, serta umur yang dapat digunakan sebagai intelligent reporting.
Hal ini, kata Hertha, bisa dimanfaatkan oleh para pemilik merek untuk mengenali konsumennya dengan lebih detail. "DAV 2.0 memberikan peluang bagi konsumen untuk menelusuri informasi produk yang diperlukan sebelum memutuskan untuk membeli. Ini untuk mempermudah masyarakat Indonesia berbelanja dengan berbagai macam pilihan," kata Hertha dalam peluncuran DAV 2.0 di Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat (8/11).
Berbagai produk dari aneka brand yang tersedia dalam layar DAV 2.0 namun tak terdapat di toko ritel tempat mesin tersebut berada, akan dikirim ke alamat konsumen melalui jasa ekspedisi. Karenanya, DAV 2.0 diyakini memberikan kemudahan berbelanja bagi masyarakat secara lebih efisien.
Pihaknya menyampaikan, International Data Corporation memperkirakan anggaran teknologi informasi ritel akan tumbuh 17 persen pada 2021 mendatang. Ini menjadikan sektor ritel merupakan salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat untuk belanja teknologi di Indonesia.
IDC juga memperkirakan sektor ritel akan memprioritaskan transformasi digital untuk meningkatkan business operations, customer engagement dan pemahaman yang lebih baik tentang referensi berbelanja konsumen.
Soal pembayaran, Hertha menuturkan bahwa DAV 2.0 telah diitengrasikan dengan aplikasi dompet digital seperti OVO, Gopay, dan Link Aja sehingga masyarakat bakal lebih mudah. Tujuan lain dari kerja sama DAV dan Alfa Group agar membantu penyebaran penetrasi internet ke berbagai daerah.
Sebagaimana diketahui, jaringan ritel Alfamart dan Alfamidi telah tersebar hampir ke seluruh pelosok Indonesia. Keberadaan DAV 2.0 yang di tiap-tiap toko ritel diharapkan membantu pemerataan ekonomi digital. "Ini akan ditempatkan di seluruh toko Alfamart dan Alfamidi di seluruh Indonesia sehingga mudah terjangkau bagi masyarakat," ujarnya.
General Manager Digital Business Alfamart Viendra Primadia, menambahkan, secara mudah, DAV 2.0 dapat disebut sebagai kios digital. Inovasi teknologi yang dikolaborasikan dengan toko ritel merupakan tuntutan saat ini ditengah perkembangan ekonomi digital yang mengubah banyak perilaku konsumen.
"Kami antisipasi perubaan itu dengan insiatif yang terkait digita. Sebab, kalau kami tidak ikut kembangkan bisnis digital tentu akan tertinggal," tuturnya.
Viendra mengatakan, pada tahun ini ditargetkan pada 720 toko ritel Alfamart dan 10 ritel Alfamidi sudah tersedia mesin DAV 2.0. Penyediaan DAV 2.0 akan mulai masif mulai tahun 2020, dimana, khusus Alfamart ditargetkan 10 ribu jaringan toko dari total 15 ribu toko di seluruh Indonesia sudah menyediakan DAV 2.0. Adapun Alfamidi diharapkan 500 toko pada tahun depan sudah menyediakannya.
Ia menuturkan, tidak ada biaya bulanan yang dibebankan kepada Alfa Group untuk penyediaan mesin DAV 2.0. Sebab, konsep kerja sama antara keduanya yakni kolaborasi untuk memperbesar layanan ekonomi digital bagi masyarakat. Sekaligus sebagai antisipasi perilaku konsumen yang semakin ini cepat dan mudah.
Ikuti Whatsapp Channel Republika