Sabtu 09 Nov 2019 00:03 WIB

Per Awal November, Rp 226 Triliun Modal Asing Banjiri RI

Sebagian besar modal asing masuk ke Indonesia melalui obligasi pemerintah.

Dana Asing (ilustrasi)
Foto: IST
Dana Asing (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan investasi asing portofolio yang masuk ke pasar keuangan domestik (capital inflow) menembus Rp 226 triliun sejak awal tahun hingga 7 November 2019. Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan modal asing ini masuk sebagian besar ke obligasi pemerintah.

BI mencatat jumlah dana asing yang masuk ke Surat Berharga Negara sebesar Rp 175 triliun, ke instrumen saham sebesar Rp 49 triliun, dan sisanya ke obligasi korporasi serta instrumen keuangan lainnya.

Baca Juga

"Inflow masuk Rp 226 triliun sebagian besar berasal dari modal asing ke SBN," ujar Dody di Jakarta, Jumat (8/11).

Menurut Dody, derasnya aliran masuk modal asing karena meredanya tekanan ekonomi global yang membuat investor "nyaman" untuk menaruh investasinya di negara-negara berkembang. Hal itu juga didukung dengan perbaikan fundamental ekonomi Indonesia, sehingga Tanah Air menjadi pilihan investor global dibanding negara-negara ekonomi sepadan (peers) lainnya.

Untuk global misalnya, kabar positif mengenai semakin dekatnya kesepakatan dagang fase pertama antara AS dan China membuat harapan semakin kuat untuk tuntasnya perang dagang antara dua negara raksasa ekonomi itu. Selain itu, ketegangan mengenai Brexit di Eropa yang mereda juga membawa kabar positif, terjadi koreksi untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi Eropa.

Kondisi ekonomi global itu juga dinilai Dody yang menjadi salah satu penyokong menguatnya nilai tukar rupiah pada pekan ini dengan apresiasi 0,3 persen. Sedangkan sepanjang tahun berjalan (ytd) atau awal tahun hingga 7 November 2019, rupiah terapresiasi 2,6 persen.

"Investor global mulai mencari-cari untuk melihat imbal hasil yang tinggi, termasuk ke Indonesia. Kalau dilihat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik karena berbalik dengan harga. Data komo

Dari sisi domestik, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2019 yang sebesar 5,02 persen di atas ekseptasi para pelaku pasar. Bertambahnya cadangan devisa hingga 126,7 miliar dolar AS pada Oktober 2019, juga menambah kepercayaan investor terhadap Indonesia.

Pada hari ini juga muncul kabar baik dengan realisasi defisit transaksi berjalan kuartal III 2019 yang sebesar 2,7 persen PDB atau membaik dibanding kuartal II 2019 yang sebesar 2,9 persen PDB. "Gambaran itu menutup sampai dengan perkembangan terakhir rupiah relatif stabil dan bahkan kemarin ada di Rp 13.990 per dolar AS dan itu menggambarkan kinerja yang bagus dari rupiah," kata Dody.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement