REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Capaian transaksi dari Festival Ekonomi Syariah (FESyar) di Surabaya, Jawa Timur hari ketiga, Jumat (8/11) sudah mencapai Rp 19 triliun. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah menyampaikan capaian ini jauh lebih tinggi dari tahun lalu.
"Saat Islamic Sharia Economic Festival (ISEF) di Surabaya tahun lalu tercapai total Rp 7,1 triliun, ini hari ketiga sudah Rp 19 triliun," kata Difi di sela-sela FESyar Surabaya.
Menurutnya, hal ini karena persiapan yang lebih matang. BI Jatim sudah mempersiapkan FESyar termasuk temu bisnis sejak tiga bulan lalu. Ini membuat capaian transaksi mencapai Rp 19 triliun.
Selain ada kesepakatan bisnis tersebut, transaksi pembelian di Sharia Fair yang dilakukan sejak hari pertama Rabu (6/11) lalu sudah mencapai Rp 50,43 miliar. Sementara total pengunjung sudah mencapai 15 ribu orang.
Kesepakatan bisnis FESyar sejauh ini didominasi oleh pembiayaan dari perbankan syariah dengan jumlah mencapai Rp 12,6 triliun. Difi menyampaikan apresiasi pada Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) yang mengatur mayoritas kesepakatan dengan bank-bank syariah tersebut.
"Kami apresiasi karena memudahkan, kami jadi cuma melalui satu pintu," katanya.
Selain pembiayaan, kesepakatan juga termasuk penggalangan dana sebesar Rp 4,4 triliun, dan pembelian sukuk sebesar Rp 2 triliun. Difi optimistis nilai transaksi dan //business matching akan terus meningkat hingga di akhir FESyar Surabaya 2019.
Saat akhir pekan, masyarakat akan berbondong-bondong mendatangi acara. FESyar digelar di Grand City Convention and Exhibition di Surabaya, hingga Sabtu (9/11). Pengunjung bisa menghadiri berbagai Talkshow terkait gaya hidup halal dan ekspo produk UMKM pilihan.
Terdapat 144 booth yang menjajakan produk mulai dari fashion, kosmetik, makanan, kerajinan tangan, produk pesantren, pertanian. Selain itu ada pojok kuliner, pojok mainan anak-anak, dan panggung live.