REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Badan Amil Zakat (Baznas) menggelar Mudzakarah Dakwah Indonesia di Bandung sejak Jumat (8/11) hingga Ahad (10/11).
Perwakilan Baznas dari seluruh Indonesia hadir dalam kegiatan yang mengangkat tema "Peran Zakat dalam Perkembangan Mualaf di Indonesia".
Komisioner Baznas, Ahmad Satori, mengatakan mualaf merupakan salah satu ashnaf yang harus diberikan dana zakat. Terlebih saat ini keberadaan mualaf masih kurang diperhatikan berbagai kalangan.
"Dana zakat harus dibagikan ke delapan ashnaf. Di antara pemilik zakat itu ada mualaf. Mualaf kurang terperhatikan," ujarnya disela-sela acara Mudzakarah Dakwah Indonesia di salah satu hotel di Bandung, Jumat (8/11).
Menurut dia, saat ini karena faktor kemiskinan umat Muslim rentan beralih akidah. Sehingga umat Muslim yang seperti itu harus mendapatkan perhatian. Termasuk bagi umat Islam yang berada di pelosok daerah.
Menurutnya, peran Mualaf Center Baznas perlu melakukan pembinaan dan pendampingan. Termasuk salah satunya mualaf. Mereka pun katanya harus dibina dari sisi ekonomi dan akidah agar menjadi Muslim yang utuh.
"Di sini (pembinaan) membutuhkan dana, yang memungkinkan dari zakat," ungkapnya.
Dengan itu, katanya, diharapkan bisa mengentaskan mereka dari kemiskinan dan menjadi Muslim yang mandiri. Ia pun berharap agar Baznas daerah bisa mencontoh mualaf center dalam hal penggunaan zakat untuk kalangan mualaf.
Direktur Mualaf Center Baznas, Solehuddin Ayubi, mengatakan sepanjang 2018-2019 pihaknya sudah melakukan pembinaan akidah, muamalah, ibadah, kebangsaan dan sejarah Islam kepada 550 mualaf yang berada di 11 titik di Indonesia.
"Ada di Banten, Kalimantan, Mentawai, Sulawesi Selatan, Palu, Jakarta, Ciranjang. Lalu 2019 ada beberapa penambahan titik," katanya.
Menurutnya, pihaknya juga bersama Zakat Community Development berkolaborasi dalam pembinaan sektor ekonomi kepada mualaf. Hal itu dilakukan agar mualaf bisa mandiri.
"Di Palu pascabencana ada pemberdayaan pelatihan tentang cokelat disesuaikan dengan kondisi disana. di Ciranjang pemberdayaan peternakan ayam. Tidak mudah pemberdayaan ekonomi harus ada kesinambungan," katanya.
Dirinya menambahkan, anggaran yang disiapkan untuk pembinaan mualaf pada 2019 sebesar Rp 2.2 miliar. Menurutnya, pihaknya fokus kepada pembinaan akidah dan lainnya seperti pendidikan, hutang piutang dengan menerapkan standar yang ada.