Jumat 08 Nov 2019 21:56 WIB

Akademisi: Pengembangan Kesejahteraan Baduy Berbasis Budaya

Masyarakat Baduy disebut sangat hati-hati, cenderung menolak hal bertentangan kultur.

Warga Baduy bergotong royong untuk membangun kembali rumah tradisional Sulah Nyanda di Kampung Kadugede, Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu (9/10/2019).
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warga Baduy bergotong royong untuk membangun kembali rumah tradisional Sulah Nyanda di Kampung Kadugede, Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu (9/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan kesejahteraan masyarakat Suku Baduydi Kabupaten Lebak, Banten, harus berbasis budaya setempat. Hal itu diungkapkan akademisi dari Universitas Tarumanagara (Untar) Rezi Erdiansyah.

"Masyarakat Baduy sangat hati-hati, kalau ada yang mereka anggap mengganggu kultur mereka akan mereka tolak," ujarnya dalam diskusi kelompok terpumpun di Jakarta, Jumat (8/11).

Dia menambahkan untuk pengembangan kesejahteraan masyarakat Baduymaka harus berdasarkan kultur setempat karena mereka nyaman dengan kehidupannya seperti tersebut hingga saat ini, meski di mata orang luar, kehidupan mereka dianggapmemprihatinkan.

"Jadi apa yang harus dilakukan yakni optimalisasi potensi kultural dalam masyarakat Baduy, sebagai pengembangan kesejahteraan masyarakat setempat," kata dia.

Dia menjelaskan hal yang dibutuhkan masyarakat Baduy adalah optimalisasi bukan komersialisasi.

Rezi juga menyebut intervensi yang tidak sesuai dengan kultur mereka akan ditolak. Selain itu, kata dia, perubahan baru bisa terjadi jika memang dikehendaki.

Untuk itu, katanya, perlu upaya membangun kesadaraan meskipun membutuhkan waktu cukup lama.

"Baduy berbeda dengan Bali, karena di Bali penduduknya bersedia aspek spritualnya dikomersialisasi, sedangkan Baduy tidak," kata dosen Ilmu Komunikasi Untar itu.

Menurut dia, jika Baduy dijadikan wisata maka harus dibangun berdasarkan kekhasannya sendiri.

"Hal itu yang membedakan Baduy dan Bali. Kalau jenis wisata itu memang wisata alam yang terbaik, tapi banyak masukan agar tidak mengganggu lingkungan di sana," terang dia.

Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, Rezi menganggap apa yang sudah ada di kawasan Baduy harus dipertahankan dan dijadikan modal untuk menarik wisatawan yang pada akhirnya menopang peningkatan ekonomi mereka.

Rezi juga meminta agar masyarakat di luar Baduy, termasuk perusahaan atau pemerintah, tidak ikut campur terlalu dalam urusan masyarakat Baduy. "Dan harus berhati-hati, jangan sampai merusak tatanan yang sudah ada," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement