REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh tepat pada hari ini, Sabtu (9/11), harus dijadikan sebagai momentum untuk memumpuk cinta pada Rasul. Yakni dengan mengukuhkan hati untuk mencintai utusan terakhir Allah itu melebihi cinta pada harta maupun jabatan.
Hal itu adalah satu pesan Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis, kepada umat Islam di Indonesia dalam memperingati maulid nabi.
Kiai Cholil Nafis mengatakan, selama ini banyak di antara umat Islam yang menjadikan tujuan utama hidupnya ataupun cintanya kepada harta, jabtan dan ambisi dengan cara berlebihan. Bahkan melebihi cintanya pada Nabi Muhammad SAW.
"Jadi dengan memperingati barangkali selama ini ada yang lupa, maka kita ingatkan agar cintanya tak beralih kepada yang lain," kata Kiaj Cholil Nafis kepada Republika, Sabtu (9/11).
Kiai Cholil juga mengingatkan agar umat Muslim di Indonesia kembali menjadikan Nabi Muhammad sebagai patokan dalam menjalani kehidupan. Seperti mengukur suatu kebenaran dan kesalehan itu berdasarkan nabi.
"Jangan diiukur kebenaran dan kesahehan itu dengan perasaan atau pergaulan. Kembalilah mengacu pada Nabi Muhammad SAW," ucapnya.
Selain menguatkan kembali cinta pada rasul dengan meneladaninya, umat Muslim juga diharapkan memperkukuh ukhuwah islamiah. Sebab, hanya tali iman yang bisa mengikat kita di dunia dan akhirat sekaligus.
"Tali persaudaraan biologis itu tidak akan kekal. Diakhirat belum tentu bertemu. Tapi kalau karena iman, di dunia ketemu dan di akhirat juga ketemu," ungkapnya.
Kiai Cholil menambahkan, untuk membuktikan diri sebagai umat Nabi Muhammad, maka umat Muslim Indonesia diharapkan untuk berkarya sebagaimana nabi dahulu. Yakni dengau ikut berkontribusi bagi kebaikan umat Muslim, kegiatan masyarakat, dan juga menyumbang kepedulian pada negara.
"Semoga maulid nabi ini jadi alaram bagi kita untuk ingat posisi kita di mana dan destinasi kita akan kemana," imbuh Kiai Cholil.