Sabtu 09 Nov 2019 23:17 WIB

Menteri Edhy Minta Komitmen Pengusaha tak Lakukan Kecurangan

Menteri Edhy Prabowo meminta pengusaha perikanan menjaga laut dan hindari kecurangan

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (tengah) mengamati produk yang ditawarkan di salah satu stan Pameran Aquatica Asia dan Indoaqua 2019 di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (tengah) mengamati produk yang ditawarkan di salah satu stan Pameran Aquatica Asia dan Indoaqua 2019 di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (6/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meminta komitmen pengusaha perikanan di Tanah Air menjaga laut dan sumber daya di dalamnya. Selain itu tak lagi melakukan kecurangan yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi sehingga berdampak merugikan keuangan negara.

"Ingat, kalau sampai ada yang sogok-menyogok, berbuat curang, saya akan cabut izinnya. Kalau VMS sampai dimatikan, saya bekukan izinnya," katanya.

Edhy telah membuka saluran komunikasi dengan pemangku kepentingan sektor kelautan dan perikanan, salah satunya dengan kelompok pelaku usaha perikanan tangkap dari Pati - Juwana, Jawa Tengah, di Kantor KKP, Jakarta, Kamis (7/11). Dalam kesempatan tersebut, ia mendengar keluhan pelaku usaha, salah satunya mengenai mahalnya ongkos penangkapan.

Sebagaimana disampaikan Didik, salah satu perwakilan pelaku usaha perikanan tangkap, ongkos penangkapan jadi mahal karena kebutuhan angkut dari tempat penangkapan ke darat. Terlebih kontainer yang tersedia di Jateng dinilai masih sedikit.

"Jadi kalau bisa kita perlu kapal penangkapan ikan yang sedikit lebih besar dari 150 GT (gross tonnage) dan kapal angkut yang lebih besar daripada 200 GT," katanya.

Menanggapi permintaan tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan mengatakan dirinya perlu melakukan pertemuan dengan seluruh asosiasi pelaku usaha perikanan tangkap untuk mendalami permasalahan yang dirasakan.

Ia khawatir, jika nanti alih muat dari kapal penangkap ikan ke kapal angkut diperbolehkan kembali, pelaku usaha tidak melaporkan hasil tangkapannya dengan benar. Dikhawatirkan terjadi transaksi jual beli ilegal di tengah laut.

Sebelumnya, Edhy telah menyampaikan kepada kalangan pengusaha perikanan nasional agar benar-benar taat pajak dan jangan sampai memberikan data yang keliru kepada pemerintah.

"Kami akan dorong dengan aturan-aturan yang memudahkan. Tapi kami mau jawaban dari bapak-bapak (pengusaha perikanan) jangan bohongin kami, jangan bikin seolah-olah kami enggak ngerti apa-apa," katanya.

Menurut dia, pengusaha perikanan adalah pahlawan yang turut berjasa terhadap perekonomian negara sehingga pemerintah bersama-sama seluruh pemangku kepentingan akan terus berupaya mendorong kemajuan usaha perikanan ke depannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement