REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Rumah Sakit JIH Solo menerapkan layanan yang menjadikan pasien sebagai subjek atau disebut patient center care. Pendekatan tersebut diharapkan menjadikan layanan lebih optimal.
Direktur Utama RS JIH Solo, Didit Novianto, mengatakan RS JIH Solo berusaha hadir dengan konsep berbeda. Masing-masing rumah sakit punya warna sendiri. Saat ini, RS JIH Solo berusaha konsisten dengan konsep patient center care yang menempatkan pasien sebagai subjek bukan objek.
"Kami akan lebih berusaha menciptakan bagaimana pengalaman pasien berobat tidak sekadar berobat tapi bisa mendapatkan informasi kenapa harus diperiksa darah, kenapa harus dilakukan tindakan operatif dan sebagainya," kata Didit saat jumpa pers seusai acara Grand Launching RS JIH Solo, Sabtu (9/11).
Dokter spesialis penyakit dalam tersebut menambahkan, Rumah Sakit JIH Solo tidak hanya konsen pada rehabilitatif tetapi lebih kepada promotif dan preventif. Artinya bagaimana mencegah orang agar tidak sakit dan mendeteksi kelainan.
"Jawa Tengah nomor dua di Indonesia setelah DIY kejadian tumor. Rumah sakit ini punya alat-alat yang mendukung seperti CT Scan dan sebagainya yang bisa melihat detail seperti tumor di organ-organ tubuh," imbuhnya.
Di samping itu, RS JIH Solo menerapkan sistem terpadu berupa electronic medical record. Dengan sistem tersebut, semua data pemeriksaan pasien mulai dari pendaftaran sampai akhir pelayanan di farmasi terekam secara elektronik. Sehingga saat pelayananan rumah sakit bisa meminimalisasi kesalahan. Data tersebut juga terintegrasi dengan bagian radiologi.
"Ketika pasien pemeriksaan radiologi misal CT Scan, dokter yang minta CT Scan langsung bisa lihat hasilnya. Ini akan memperbaiki respons time. Di Soloraya RS JIH Solo menjadi pionir," ungkap Didit.
Sementara itu, Direktur Medik dan Keperawawatan RS JIH Solo, Wisnu Prima Putra, menambahkan, melalui sistem terpadu electronic medical record, resep untuk pasien sudah tercatat di sistem sehingga tidak ada resep yang ditulis dokter di kertas. Pasien yang butuh resep langsung ke unit farmasi, unit farmasi sudah mengetahui resep yang diinput oleh dokter. Selain itu, data yang diinput di laboratorium juga sudah sinkron.
"Termasuk di radiologi, kami memfasilitasi pasien tidak perlu menerima foto besar-besar tapi menerima CD yang bisa dibawa pulang bisa dicetak sendiri atau dilihat di laptop," ucap Wisnu.
Terkait pendaftraan pasien yang akan berobat, bisa dilakulan lewat media sosial. Antrean pasien bisa diakses melalui website RS JIH. Pasien bisa mengetahui mendapat antrean nomor berapa.
"Kami berusaha agar pasien-pasien yang berobat ke luar negeri bisa dilayani di Indonesia. Sehingga kami bisa memberikan pengalaman seperti rumah sakit di negara tetangga. Harapan kami bisa bersaing dengan rumah sakit di luar negeri," harap Wisnu.