REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah MUI Muhammad Cholil Nafis mengimbau umat Islam untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan gembira dan bahagia. Cholil mengatakan, hal itu sejalan dengan firman Allah SWT dalam QS. Yunus: 58), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".
Maulidan, menurut Cholil, merupakan sebuah ungkapan kecintaan dan kegembiraan terhadap Nabi Muhammad. Ia mengatakan, bahkan, orang kafir pun mendapatkan manfaat dengan kegembiran itu.
"Bahkan karena berkah kelahiran Nabi Muhammad, siksaan untuk Abu Lahab diringankan setiap hari kelahiran Nabi," jelas Kiai Cholil kepada Republika.co.id, Sabtu (9/11).
Kiai Cholil mengatakan, menyambut maulid Nabi Muhammad SAW dengan gembira tentu akan mendapatkan pahala. Selain itu, memperingatinya setiap tahun juga menjadi pengingat untuk memupuk kembali cinta umat Muslim kepada Rasulullah.
"Mungkin setahun ini ada yang lupa untuk selalu mencintai Rasulullah, karena beralih dengan cinta yang lain seperti cinta harta, jabatan, maupun ambisi yang lain," kata dia.
Momen ini juga menjadi pengingat untuk kembali mencontoh kesalehan Nabi Muhammad SAW. Kiai Cholil mengingatkan bahwa ukuran kesalehan adalah tuntunan yang dilakukan Rasulullah. Perasaan maupun pergaulan tidak dapat dijadikan sebuah ukuran kesalehan seseorang.
Kiai Cholil juga mengingatkan untuk tetap istikamah mengikuti pesan Rasul terutama dalan ukhuwah Islamiyah karena hanya tali iman yang dapat mengikat setiap pribadi, baik di dunia dan di akhirat. Sedangkan, ikatan biologis hanya sampai hidup di dunia saja.
Sebagai umat Rasulullah, menurut Kiai Cholil, seharusnya setiap Muslim dapat memberikan yang karya terbaik untuk Islam dan kemajuan negara. Umat Islam juga harus mampu melakukan amal ma'ruf nahi munkar sehingga dapat mengetahui posisi dan tujuan hidupnya.