Ahad 10 Nov 2019 07:33 WIB

TKI Asal Indramayu 13 Tahun Hilang Kontak di Malaysia

Anak kandung Fadiroh membuat aduan di Sekretariat Serikat Buruh Migran Indonesia.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
Tenaga kerja Indonesia (TKI).    (ilustrasi)
Foto: Republika
Tenaga kerja Indonesia (TKI). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Lagi, seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Indramayu  dilaporkan hilang kontak saat bekerja di luar negeri. Kali ini, hal itu menimpa Fadiroh binti Padil (43), asal Blok Karanganyar, RT 010, RW 003, Desa Kedungwungu, Kecamatan Krangkeng, yang dilaporkan hilang kontak selama 13 tahun 9 bulan di Malaysia.

"Selama 13 tahun lebih ibu bekerja di Malaysia, tidak ada komunikasi. Kami juga tidak tahu di mana ibu berada sekarang,’’ ujar anak kandung Fadiroh, Nurazijah (25), saat membuat aduan di Sekretariat Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, akhir pekan kemarin.

Nurazijah menuturkan, ibunya berangkat kerja ke luar negeri sebagai pembantu rumah tangga demi memperbaiki perekonomian keluarga. Apalagi, saudara dan tetangga mereka juga sudah lebih dulu bekerja di Malaysia. 

Seperti pemberangkatan saudara dan para tetangganya, Fadiroh juga mendaftarkan diri melalui Supalan, seorang perekrut calon TKI, asal Desa Kedungwungu, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu. 

Fadiroh diberangkatkan oleh Supalan ke Malaysia pada 14 Februari 2006 sebagai pekerja migran unprosedural. Pasalnya, Fadiroh ditempatkan lewat perorangan atau tidak melalui Pelaksanaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).

"Waktu ibu saya diberangkatkan ke luar negeri, tidak mengerti prosesnya resmi atau tidak. Tahunya bahwa Pak Supalan bisa memberangkatkan pekerja migran ke Malaysia, seperti saudara dan para tetangga yang sudah duluan bekerja," tutur Nurazijah.

Nurazijah menambahkan, sebelum dirinya mengadu ke SBMI Indramayu, almarhum ayah kandungnya, Maulani, juga telah mengadu ke Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI pada 17 Januari 2014. "Sebelum bapak saya meninggal, permasalahan ini sudah diadukan ke Kemlu. Tapi sampai sekarang ibu saya belum ketemu," terang Nurazijah. 

Nurazijah berharap, Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur bisa menemukan dan memulangkan ibunya ke Indonesia. Dia mengaku sangat rindu dengan ibunya yang telah terpisah sejak dirinya masih kecil. 

"Semoga Pak Jokowi bisa membantu untuk menemukan ibu saya," tutur perempuan yang kini telah memiliki dua anak tersebut.

Sementara itu, Ketua SBMI Indramayu, Juwarih, menyatakan, pihaknya akan terus berupaya agar Fadiroh bisa ditemukan. "Semoga saja pihak KBRI di Kuala Lumpur bisa membantu untuk menemukan dan memulangkan Fadiroh ke Indonesia," tukas Juwarih.

 Juwarih pun meminta tolong kepada siapa pun yang mengetahui keberadaan Fadiroh binti Padil di Malaysia atau di mana pun berada, agar menghubungi nomor telepon/WA 085224481957. "Syukur-syukur kalau Fadiroh sendiri yang membaca berita ini," ujar Juwarih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement