REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pariera menilai, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh terlalu emosional menanggapi sindiran Presiden Joko Widodo. Menurut Andreas, reaksi tersebut bahkan membawa diskursus ke wilayah ideologis partai-partai pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Reaksi Surya Paloh terhadap sindiran presiden pun menurut saya terlalu emosional, membawa diskursus seolah persoalan pelukan ini masuk dalam wilayah ideologis partai-partai pendukung Jokowi-Ma'ruf," kata Andreas dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Andreas mengungkapkan, komentar Jokowi soal rangkulan tersebut dalam kapasitasnya sebagai presiden. Ia menilai, presiden berharap banyak, setelah pembentukan kabinet seluruh partai pendukung tetap solid. Meski hubungan antarelite partai dinamis, tetapi soliditas koalisi tetap terjaga.
Dia menilai, tidak satu partai pun yang mengatakan bahwa rangkulan tersebut bermakna ideologis. "Tuduhan Surya Paloh soal partai Pancasilais pun menjadi terlalu emosional dan sama sekali tidak bermakna ideologis," ucap dia.
Jokowi sebelumnya menyindir pelukan mantan politisi Golkar itu dengan Presiden PKS Sohibul Iman beberapa waktu lalu. Padahal, Nasdem masih berada di partai koalisi. "Saya tidak tahu maknanya apa, tetapi rangkulannya tidak seperti biasanya,"kata Presiden.
Bak gayung bersambut, Surya Paloh dalam pidatonya pada pembukaan Kongres 2 Partai Nasdem di Jakarta, Jumat (8/11) malam, menyindir tentang kecurigaan yang berlebihan. Dia menilai, bangsa ini sudah lelah dengan intrik yang mengundang sinisme.
"Berkunjung ke kawan pun mengundang kecurigaan. Ini bangsa model apa seperti ini. Tingkat diskursus politik yang paling picisan di negeri ini," ujar dia.
Tidak berhenti di situ, Surya Paloh menyindir partai yang mengaku paling nasionalis dan berjiwa Pancasila. Momen itu berawal dari pandangan Surya Paloh mengenai kecurigaan terhadap langkah politik yang dilakukan Partai Nasdem. Menurut dia, hal itu tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
"Pancasila sebagai pegangan untuk kita, way of life, way of thinking. Tapi kita tidak laksanakan itu. Ngakunya partai yang nasionalis, yang Pancasilais. Ya buktikan saja, rakyat membutuhkan pembuktikan partai mana yang paling mengamalkan Pancasilais," kata dia.
Jika ada partai yang terus-menerus menyampaikan propaganda kosong dan mengajak berkelahi satu sama lain, ia memastikan, itu bukanlah sikap Pancasilais. Ia pun menyerukan kepada seluruh kadernya, jika Nasdem ingin dikenal sebagai partai pancasilais, harus bersikap rendah hati.
"Rangkul teman, salam teman, tawarkan pikiran-pikiran bersama teman, jangan musuhin teman, itu baru mengamalkan Pancasila. Kalau ini tidak dijalankan yang paling menangis adalah proklamator bangsa ini," ungkap dia.