REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Kamboja membebaskan ketua oposisi Kem Sokha dari penahanan rumah. Ia menjalani masa hukumannya selama dua tahun karena dituduh melakukan pemberontakan. Meski dibebaskan, pengadilan Kamboja tetap melarang Kem Sokha untuk terlibat dalam politik dan meninggalkan negara itu.
Dalam pernyataannya Pengadilan Phnom Penh mengatakan Kem Sokha dapat meninggalkan rumahnya. Tapi ia tidak dapat meninggalkan negara tersebut atau terlibat dalam politik.
"Di bawah persyaratan, dia bisa pergi ke mana pun kecuali meninggalkan Kamboja, ini karena ia kooperatif dengan pihak berwenang," kata juru bicara Kementerian Kehakiman Chin Malin, Ahad (10/11).
Pembebasan ini dilakukan satu hari dengan pendiri Cambodian National Rescue Party (CNRP) Sam Rainsy terbang ke Malaysia meninggalkan pengasingan di Paris untuk kembali ke Kamboja. Sam Rainsy sudah tiba di Malaysia pada hari Sabtu (9/11).
Pemerintahan Kamboja mengatakan mereka tidak melarang Sam Rainys untuk puilang. Tapi menggambarkannya sebagai 'terdakwa Sam Rainsy' dan mengatakan mengambil langkah terhadapnya atas mengancam serangan keamanan negara.
Selama berpuluh-puluh tahun mantan wakil menteri keuangan Rainsy telah menjadi oposisi Hun Sen. Seorang mantan komandan Khamer yang telah menguasai negeri itu selama 34 tahun