Ahad 10 Nov 2019 19:30 WIB

Iran Mampu Tambah Uranium Hingga 60 Persen

Angka tersebut jauh dari yang diperlukan untuk penggunaan sipil.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.
Foto: Reuters/ISNA/Hamid Forootan/Files
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Behrouz Kamalvandi mengatakan, Iran memiliki kapasitas memperkaya uranium hingga 60 persen. Angka tersebut jauh dari yang diperlukan untuk sebagian besar penggunaan sipil.

Meski begitu, angka itu juga dinilai masih kurang dari 90 persen yang diperlukan untuk membuat bahan bakar bom nuklir. "Organisasi ini menilai kemungkinan untuk menghasilkan lima persen, 20 persen, dan 60 persen dari kapasitas ini. Saat ini kebutuhannya lima persen," kata Kamalvandi pada konferensi pers di pabrik nuklir Fordow dikutip Al Arabiya, Ahad (10/11).

Baca Juga

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bulan lalu sempat mengatakan tidak pernah mengejar pembangunan atau penggunaan senjata nuklir yang dilarang oleh agamanya. Pada Kamis lalu, Iran mengatakan, memulai kembali pengayaan uranium di Fordow.

Hal itu merupakan langkah lanjutan dalam menanggalkan komitmennya di kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) usai Amerika Serikat (AS) keluar dari kesepakatan itu. Pakta tersebut melarang produksi bahan nuklir di Fordow. Tempat tersebut merupakan situs yang sangat sensitif yang Iran sembunyikan dari pemeriksa nonpoliferasi PBB hingga pemaparannya pada 2009.