Ahad 10 Nov 2019 20:00 WIB

Wamenag Ungkap Modal Utama Ciptakan Kerukunan Bangsa

Bhinneka Tunggal Ika jika tidak dirawat akan memunculkan persoalan.

Rep: my28/ Red: Fernan Rahadi
Kegiatan Gowes Bersama Guru Madrasah yang diikuti Wakil Menteri Agama RI, Zainut Tauhid Sa'adi di Stadion Mandala Krida, Sabtu (9/11).
Foto: Humas Kemenag RI
Kegiatan Gowes Bersama Guru Madrasah yang diikuti Wakil Menteri Agama RI, Zainut Tauhid Sa'adi di Stadion Mandala Krida, Sabtu (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Zainut Tauhid Sa’adi mengungkapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam upaya menciptakan kerukunan atas banyaknya keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.

“Kita memilliki 700 etnis dengan 1.400 bahasa daerah dengan enam agama besar yang tumbuh dan berkembang di Indonesia,” ungkapnya kepada wartawan dalam pelaksanaan kegiatan Gowes bersama Guru Madrasah di Stadion Mandala Krida, Sabtu (9/11).

Kekayaan tersebut terakomodir dalam kebinekaan yang perlu dirawat dan dijaga agar tidak terpecah-belah. Oleh karena itu, terdapat tiga modal utama yang menurut Zainut perlu diterapkan dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa.

Pertama, modal religiusitas. Dirinya menjelaskan Indonesia sebagai bangsa yang beragama senantiasa hidup dalam tuntunan dan ajaran agama.

“kehidupan kegaaman di Indonesia ini sangat semarak dan luar biasa. Ini menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia itu benar-benar taat kepada ajaran Tuhan Yang Maha Kuasa,” ujarnya kepada wartawan.

Fakta tersebut, menurut Zainut, merupakan modal dasar kekuatan bersama. Ia menerangkan orang yang beragama tentu berbeda dengan orang yang tidak memiliki agama. Praktik nilai keagamaan menuntun orang tersebut dengan nilai-nilai luhur yang berbeda dengan nilai lainnya.

Modal utama yang kedua, menurut Zainut, adalah sosial budaya. Semboyan karakteristik bangsa Bhinneka Tunggal Ika perlu dirawat karena jika tidak akan menjadi bencana dan timbulnya persoalan. "Sebaliknya, jika dirawat bangsa Indonesia akan menjadi negara yang besar dan jaya," ungkap Zainut menjelaskan.

Ketiga, Ideologi Pancasila yang dapat menyatukan pandangan berbeda. Sehingga, Pancasila menjadi alat pemersatu bangsa. Nilai Ideologi tersebut perlu dilindungi, dirawat dan dipraktikkan dalam satu semangat bersaudara kebangsaan Indonesia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement