Senin 11 Nov 2019 16:32 WIB

Muslim Ukraina Dipenjara di Rusia karena Diskusi Agama

Muslim Ukraina dituruh menyebarkan paham teroris.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Agung Sasongko
Muslim Ukraina
Foto: www.qurban-bayram.blogspot.com
Muslim Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Seorang warga krimea Tatar bernama Inver Bekirov (55 tahun) dituntut 20,5 tahun penjara oleh jaksa penuntut Rusia karena dia membahas masalah agama dengan teman-teman di sekolah tempat ia bekerja sebagai penjaga. 

Pengacaranya, Sergei Novikov telah berulang kali mengkritik dakwaan yang buruk di mana waktu, maupun tempat dugaan 'kejahatan' Bekirov tidak ditentukan, dan di mana apa yang dilakukannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan tuduhan 'teroris' tersebut.

Tuduhan 'terorisme' terhadapnya dan lima Muslim Ukraina lainnya hanya didasarkan pada putusan Mahkamah Agung Rusia yang sangat mencurigakan sejak tahun 2003 yang menyatakan gerakan pan-Islamis Hizbut-Tahrir dinyatakan sebagai teroris. 

Pengadilan tidak memberikan alasan dan bertindak secara diam-diam, dengan kelompok-kelompok hak asasi manusia baru mengetahui putusan itu setelah terlambat mengajukan banding. Hizbut Tahrir merupakan organisasi legal di Ukraina dan sebagian besar negara, dan hanya Rusia yang menyebutnya 'teroris'.

Selama persidangan di pengadilan pada bulan April 2019, Bekirov memberikan deskripsi singkat tentang dakwaan cacat terhadapnya dan orang-orang lainnya.

Dia ingin menarik perhatian pengadilan pada fakta bahwa penuntutan terhadap mereka dibuat oleh Badan Keamanan Federal Rusia (FSB). Ini termasuk metode konsep buram yang tersebar luas. Misalnya, seorang Muslim mempraktikkan agamanya, ia menjadi "calon teroris". Berbicara tentang Islam adalah "rekrutmen" dan menghentikan seseorang dari melakukan dosa adalah "mendorong pemikiran tendensius". Kemudian, jika seseorang mulai mengikuti agamanya, ia akan dipenjara. 

Orang yang membeli buku tentang Islam di toko, lalu dapat diklaim FSB dengan sengaja mengetahui dan menyimpan buku yang dilarang di rumah. 

"Di Ukraina, ketika mereka melarang buku dalam bahasa Rusia, media dan politisi tertentu mulai berteriak bahwa "ini fasisme". Ketika di Rusia mereka mulai melarang literatur Muslim, pertanyaan harus muncul, apa itu?" kata Bekirov.

Bekirov adalah yang tertua dari enam lelaki dari wilayah Yalta yang diadili di pengadilan militer di Rostov-on-Don. Keluarganya terdiri dari seorang istri, tiga anak perempuan dewasa dan seorang cucu. Dia ditangkap, bersama dengan aktivis HAM, Emir-Usein Kuku;  Muslim Aliev dan Vadim Sirukafter setelah FSB menggeledah rumah mereka dengan senjata pada tanggal 11 Februari. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement