REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI bertekad meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan. Salah satu caranya dengan mengganti kereta lama dengan kereta baru.
Demi mewujudkan hal tersebut, KAI mengumumkan rencananya menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun melalui penawaran umum obligasi II pada 2019. Hal ini disampaikan Direktur Utama KAI Edi Sukmoro dalam acara Investor Gathering di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (11/11).
Edi menyampaikan obligasi 2019 merupakan kelanjutan dari obligasi pertama pada 2017. Edi berharap melalui obligasi, KAI dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.
"Kita berharap dalam obligasi ini yang kedua kalinya nanti akan digunakan untuk meremajakan kereta-kereta yang memang usianya sudah 30 tahun ke atas," ujar Edi.
Edi melihat dari sisi kenyamanan, keamanan, dan keselamatan perjalanan kereta api, maka memerlukan kereta baru. Edi mencatat ada 672 kereta diseluruh Indonesia yang akan digantikan dengan kereta baru.
Edi menyampaikan, sejauh ini KAI telah mendatangkan 300 kereta dari PT Inka. Untuk pengadaan kereta ke depan, kata Edi, juga akan berkoordinasi dengan Inka.
Edi menjelaskan, peremajaan ini akan menggunakan sistem trainset, di mana satu rangkaian kereta terdiri dari kereta tempat duduk yang biasa digunakan untuk penumpang, kereta makan, dan kereta pembangkit di dalamnya.
"Jadi tidak ada yang dilepas-lepas. Intinya semua yang 30 tahun ke atas secara bertahap diganti dengan kereta baru," lanjut Edi.
Edi mengatakan kereta baru mulai didatangkan pada Januari 2020 sebanyak empat train set. Ia berharap proses peremajaan sudah bisa selesai pada 2020.
"Harapannya penumpang merasa sudah ada peningkatan," kata Edi.
Edi juga menyampaikan kinerja operasi dan keuangan KAI pada kuartal III yang baik. Untuk kinerja operasi, dia bersyukur tidak tidak terjadi sesuatu membahayakan saat masa puncak seperti angkutan lebaran yang lalu.
"Ini belum tutup tahun tapi kami selalu evaluasi, biasanya kinerja keuangan laba bersihnya naik sebesar 22,23 persen. (Prediksi) bayangan saya Rp 1,5 triliun sampai Rp 1,6 triliun," ucapnya.
Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo optimistis target pendapatan KAI pada 2019 akan terealisasi. Didiek mengambil contoh capaian pendapatan KAI yang sudah mencapai Rp 1,2 triliun per Juni 2019.
"Pokoknya target-target tahun ini akan kita capai. Kita targetnya Rp 1,8 triliun. Ini per Juni sudah Rp 1,2 triliun, satu semester bayangkan, jadi Rp 1,8 triliun, insyaAllah tercapai," kata Didiek.