Selasa 12 Nov 2019 01:11 WIB

Angka Kemiskinan Kota Tasikmalaya Ditarget Turun 1,5 Persen

Setiap dinas diminta membuat program untuk mengentaskan kemiskinan di Tasikmalaya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolanda
Pembangunan jalan desa melalui program PNPM, ilustrasi
Pembangunan jalan desa melalui program PNPM, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya menargetkan angka kemiskinan di wilayahnya dapat turun hingga 1,5 persen per tahun. Dalam lima tahun ke depan, tingkat kemiskinan yang masih berada di angka 12,07 persen saat ini, dapat dipangkas menjadi sekitar 5 persen.

Kepala Dinas Sosial Kota Tasikmalaya, Nana Rosadi mengatakan, untuk mengentaskan kemiskinan tak hanya bisa dilakukan dengan program sosial. Lebih dari itu, diperlukan sinergitas antara dinas terkait untuk menyejahterakan warga Kota Tasikmalaya yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Baca Juga

"Saya ingin semua bentuk kemiskinan di-support oleh enam dinas terkait agar tuntas. Datanya menggunakan data kita," kata dia dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, Senin (11/11). 

Berdasarkan data Dinas Sosial Kota Tasikmalaya, pada 2018 terdapat 66.227 rumah tangga yang masuk dalam kategori miskin. Angka tertinggi terdapat di Kecamatan Kawalu, mencapai 10.171 rumah tangga, disusul Kecamatan Mangkubumi 9.796 rumah tangga, dan Kecamatan Tamansari 9.906 rumah tangga.

Menurut Nana, angka kemiskinan banyak di tiga wilayah itu disebabkan tingkat kehidupan di sana masih seperti di desa. Artinya, meski dengan pendapatan per kapita yang di bawah rata-rata, warga masih bisa hidup karena sumber makanan masih dapat didapatkan tanpa membeli.

Meski begitu, angka kemiskinan itu harus dapat diperkecil. Ia optimistis tingkat kemiskinan di Kota Tasikmalaya dapat turun cepat jika enam dinas terkait kompak dalam menjalani programnya. Menurut dia, selama ini setiap dinas selalu berjalan dengan program masing-masing. 

Ke depan, akan ada program terpadu untuk warga miskin. Ia mencontohkan, Dinas Pendidikan dapat membantu dengan program bantuan pendidikan untuk warga miskin, sementara Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman melakukan perbaikan rumah tidak layak huni, dan dinas lain bertugas dengan kewenangan masing-masing.

"Selama ini memang masih masing-masing karena data ini baru kita selesaikan. Mangkanya kita koordinasi agar data kemiskinan satu data. Selama lima tahun, nanti tinggal 5 persen," kata dia.

Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengakui, tingkat kemiskinan di Kota Tasikmalaya merupakan yang tertinggi dibandingkan daerah lain di Jawa Barat. Namun, dalam beberapa tahun ke belakang penurunan tingkat kemiskinan disebut cukup baik. 

"Per tahun turunnya cukup signifikan, hampir 2 persen. Angka itu sudah cukup bagus, kita soalnya target per tahun 1 persen," kata dia.

Ia menyebutkan, masing-masing dinas telah memiliki program untuk mengentaskan kemiskinan. Dengan adanya koordinasi, nantinya program dari masing-masing dinas, kecamatan, juga keluarahan, akan disinergikan agar berjalan beriringan. 

Ia menilai, tingginya angka kemiskinan di Kota Tasikmalaya disebabkan oleh masih banyak wilayah yang serasa desa. Artinya, warga yang tinggak di wilayah itu dianggap miskin lantaran pendapatannya per kapitanya berada di bawah standar. Padahal, mereka tak kekurangan secara rill.

"Untuk makan ada semua, ayam, sayuran, kolam ikan banyak. Itu memunculkan angka kemiskinan. Secara rill mereka masih bisa hidup, tapi data sensus kan tak mengukur sampai di situ. Itu yang kita atasi," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement