REPUBLIKA.CO.ID, KANADA— Setengah abad yang lalu hanya ada segelintir Muslim di Winnipeg, Kanada, sebuah kota dimana mereka tidak memiliki tempat berdoa dan lokasi komunitas Muslim tumbuh. Tetapi, sekarang terdapat tujuh masjid justru karena ketekunan para lanjut usia di komunitas tersebut.
Maka dari itu, kini Asosiasi Islam Manitoba merayakan ulang tahunnya yang ke-50 dengan jumlah anggota mencapai puluhan ribu. Pendirian Masjid Pioneer pada 1976 menandai langkah besar komunitas tersebut itu.
"Itu menjadi bagian dari jalinan komunitas. Komunitas yang lebih besar dan mereka dihormati sejauh yang saya tahu semua kemana pun saya pergi. Saya merasakan rasa hormat dan salam bagi kami sebagai sebuah komunitas," kata Laila Chebib, yang pertama kali datang ke Winnipeg pada 1958 bersama suaminya, Farouk, dikutip dari CBC.Ca, Senin (11/11).
Laila dihormati di acara makan siang peringatan 50 tahun Asosiasi Islam Manitoba, yang berlangsung pada (10/11) di RBC Convention Centre. Pasangan yang berasal dari Suriah itu adalah di antara Muslim pertama di Manitoba. Pada awalnya, mereka tinggal selama 11 bulan ketika Farouk menerima sponsor dari PBB untuk menyelesaikan gelar Masternya.
Mereka akhirnya kembali pada 1964 ketika Farouk diberi kesempatan untuk melakukan perjalanan ke bagian dunia mana saja untuk menyelesaikan PhD dan memilih Winnipeg. "Mereka bertanya kepada kami, 'Ke mana Anda ingin pergi? Eropa? Di mana saja di dunia?,' Mereka memberi kami beasiswa dan Laila berkata Winnipeg," kata Farouk.
Satu-satunya perbedaan besar adalah kurangnya ruang doa yang tersedia dan tempat bagi komunitas untuk berkumpul setiap Ahad. "Kami tidak punya tempat untuk berdoa, kami pergi dari gereja ke gereja dan gereja," kata Farouk.
Teman pertama mereka yang sebenarnya dari komunitas Timur Tengah Winnipeg bukan Muslim, tetapi orang Kristen yang menjadi dekat dengan hati mereka. "Orang-orang Kristen tinggal bersama kami dan mereka bekerja dengan kami, teman-teman yang sangat baik.
“Salah satunya adalah mahasiswa saya dari Universitas Aleppo, dimana saya mengajari dia dan istrinya yang menjadi seperti salah satu komunitas," kata Laila.
Mereka mengaku senang mempunyai komunitas komunitas di Winnipeg, di mana mereka melihat keterbukaan dan bukan perpecahan. "Tidak ada masalah tidak ada perbedaan tidak pernah, sama seperti ketika kami kembali ke rumah, kami tidak memiliki perbedaan di rumah," kata Laila.
Pada awal 70-an, ketika jumlah Muslim di Winnipeg mulai meningkat, Laila mengatakan sudah waktunya untuk tempat mereka sendiri. "Kami ingin tempat kami sendiri untuk mengajari anak-anak kami cara kami, bahasa kami, agama kami dan cara kami bertindak sebagai sebuah komunitas," kata Laila.
Ketika para lelaki itu bekerja, tugas untuk mencoba membangun masjid dipelopori para wanita di masyarakat. Akhirnya, setelah bertahun-tahun penggalangan dana, Asosiasi Islam Manitoba mampu mengumpulkan cukup uang untuk membangun Masjid Pioneer pada 1976.
Asal-usul komunitas Muslim Winnipeg dan pembangunan masjid pertama di Manitoba telah didokumentasikan pembuat film lokal Nilufer Rahman dalam sebuah film berjudul 'Masjid Prairie' tentang asal-usulnya. Rahman mengatakan dia ingin merangkum sejarah umat Islam di Winnipeg untuk generasi mendatang.