REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri peringatan HUT ke-8 Partai Nasdem di JiExpo Jakarta, Senin (11/11) malam. Dalam acara yang juga dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini, Jokowi menutup pidatonya dengan mengajak Ketum Nasdem Surya Paloh berpelukan.
Pelukan ini sekaligus membantah kabar yang beredar bahwa koalisi yang mengusung Jokowi tidak rukun. "Salah besar kalau ada yang menyampaikan koalisi ini sudah tidak rukun. Keliru gedhe (besar) sekali. Kita rukun-rukun saja. Nggak ada," kata Jokowi dalam sambutannya.
Soal sindirannya terkait pelukan antara Paloh dan Presiden PKS Sohibul Iman, Jokowi menyebut hal itu murni kecemburuan semata. Ia mengaku tak pernah dipeluk Ketum Nasdem itu seerat saat Paloh memeluk Sohibul.
"Kalau rangkulan itu untuk komitmen kebangsaan apa yang keliru? Sangat bagus sekali apa yang dicontohkan oleh bang Surya. Candaan seorang sahabat yang sudah dekat seperti itu biasa. Kalau saya ngomong itu, biasa, jangan ditanggapi ke sana ke sini," kata Jokowi lagi.
Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman berpelukan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh usai melakukan pertemuan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10).
Jokowi juga mengapresiasi pidato Surya Paloh yang menyinggung betapa sayangnya dia kepada Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hal ini menyusul insiden 'jabat tangan' antara Paloh dan Mega saat pelantikan Puan Maharani sebagai Ketua DPR. Saat itu, Mega terlihat memalingkan muka kepada Surya yang hendak mengajak salaman.
"Kalau pas Bu Mega nggak nyalami Bang Surya itu kelewatan saja. Wong saya ini kalau pas nyalamin kadang tangan saya ada yang kelewatan sering kok," kata Jokowi.