REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau seluruh masyarakat bersinergi menangkal radikalisme termasuk organisasi masyarakat (ormas).
Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Komaruddin Amin, mengatakan ormas memiliki peran penting yang dapat merawat persatuan dan menjaga kebhinekaan.
"Karena kita punya infrastruktur sosial yang kuat, misalnya kita punya NU, Muhammadiyah, kita punya ormas-ormas yang lain, yang moderat," ujar Komaruddin dalam acara Forum Merdeka Barat (FMB) 9, di kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Senin (11/11).
Dia menilai, ormas mampu menyangga ideologi Pancasila di tengah keberagaman Indonesia sehingga ideologi lain tak mudah masuk ke dalam tataran masyarakat.
Akan tetapi, kata dia, paham radikalisme atau paham ideologi lain selain Pancasila harus diwaspadai. "Ideologi yang masuk ke Indonesia, dia harus menghadapi pemerintah, berhadapan ormas-ormas Islam, berhadapan pondok pesantren, berhadapan dengan para ulama dan para sarjana. Mereka harus menghadapi jumlah yang sangat besar sehingga tak mudah Indonesia dipenetrasi," jelas dia.
Sementara itu, Direktur Kewaspadaan Nasional Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Akbar Ali, mendorong pemerintah daerah (pemda) menyusun regulasi atau peraturan daerah untuk melawan radikalisasi.
Kemendagri juga meminta pemda membentuk forum-forum sebagai upaya mencegah aksi-aksi radikalisme, baik perorangan maupun kelompok.
Ali menuturkan, forum itu seperti Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dan Forum Penanggulangan Terorisme. Selain itu, ada tim terpadu konflik sosial yang hampir terdiri dari 514 daerah kabupaten/kota dan 34 provinsi.
“Ketiga, memonitor aktivitas-aktivitas yang dilakukan kelompok yang diduga tergabung dalam radikalisme. Dan keempat, meminta pemda untuk membina mantan narapidana terorisme yang kembali ke masyarakat,” kata dia.