Selasa 12 Nov 2019 08:53 WIB

Virus Demam Babi Afrika tak Menulari Manusia

Babi-babi diduga tak hanya terjangkit virus kolera babi, tetapi juga virus ASF.

Red: Budi Raharjo
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut mengamati bangkai babi yang dibuang pemiliknya di Danau Siombak Marelan, Medan, Sumatera Utara, Senin (11/11/2019).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut mengamati bangkai babi yang dibuang pemiliknya di Danau Siombak Marelan, Medan, Sumatera Utara, Senin (11/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyatakan pemerintah terus mencegah persebaran virus demam babi afrika (african swine fever/ASF) agar tidak memasuki wilayah Indonesia. Kementerian Pertanian sejauh ini sudah menyurati para gubernur dan bupati agar meningkatkan kewaspadaan terkait virus ASF.

Dia juga mengimbau masyarakat supaya tidak memercayai kabar yang belum jelas kebenarannya tentang virus ASF. Bagaimanapun, dia memastikan wabah virus tersebut tidak akan menulari manusia.

Baca Juga

"Sesuai apa yang saya dapat dari pendekatan akademis dan sumber-sumber tepercaya lainnya, ter nyata penyakit itu tidak menular kepada manusia," ujar Mentan Syahrul Yasin Limpo saat ditemui awak media di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (11/11).

Virus ASF termasuk jenis virus dengan DNA ber untai ganda dalam famili Asfarviridae. Di Afrika, virus tersebut menyebabkan demam berdarah dengan tingkat kematian yang tinggi pada babi domestik. Seekor babi dapat mati dalam jangka waktu sepekan setelah terinfeksi virus tersebut. Penyakit ASF diketahui tidak dapat disembuhkan pada babi, tetapi tidak berbahaya juga bagi manusia.