Selasa 12 Nov 2019 09:53 WIB

Masalah Terbesar VAR adalah Inkonsistensi Wasit

Teknologi VAR kembali menjadi polemik pada pekan ke-12 Liga Primer Inggris.

[ilustrasi] Wasit mengecek video assistant referee (VAR) dalam sebuah laga.
Foto: EPA/Friedemann Vogel
[ilustrasi] Wasit mengecek video assistant referee (VAR) dalam sebuah laga.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Frederikus Bata, Eko Supriyadi, Antara

Penggunaan teknologi video (VAR) yang membantu tugas wasit di Liga Primer Inggris kembali menuai polemik. VAR dinilai tidak membuat hasil keputusan sang pengadil, menjadi lebih adil.

Baca Juga

Beberapa keputusan wasit merujuk pada VAR pada pekan ke-12 memicu kontroversi, di antaranya, dianulirnya gol Sheffield United ke gawang Tottenham Hotspur. Kurang jelas apakah benar pemain Sheffield dalam posisi offside atau tidak.

Kemudian, sewaktu melawan Liverpool, dua kali permintaan penalti Manchester City agar wasit menilik VAR ditolak. Itu dikarenakan para penggawa the Reds, dianggap City, menyentuh bola dengan tangan di area terlarang.

Laga Liverpool vs City memang yang paling dosorot dalam konteks penggunaan VAR. Mantan pelatih Manchester United, Jose Mourinho ikut mengutarakan kekesalannya setelah menyaksikan inkonsistensi penggunaan VAR pada big match itu.

Mourinho mempertanyakan gol yang diciptakan oleh pemain Liverpool Fabinho pada menit keenam babak pertama. The Reds akhirnya menang 3-1 atas Manchester City.

Tujuh menit kemudian, Mohamed Salah menggandakan keunggulan Liverpool. Dalam tayangan ulang, posisi pemain berpaspor Mesir itu sedikit offside, namun wasit tidak menggunakan VAR untuk mengulas sah atau tidaknya gol Salah.

Mourinho lantas mempertanyakan keputusan yang diambil dengan berpatokan kepada VAR. Ia lantas kecewa dengan penggunaan dan pemanfaatan VAR dalam pertandingan.

"Saya sudah berulangkali bicara mengenai soal itu. Pertanyaan utamanya, soal konsistensi," kata Mourinho pada Sky Sports, pascapertandingan.

"Hal itu benar-benar membuat saya sedih dalam pertandingan ini, pada saat ini. Akhir pekan itu, diputuskan bukan penalti dan minggu depan, bisa saja diputuskan jadi penalti. Bagi saya, itulah poin krusialnya," kata Maurinho, menambahkan.

Sebelumnya beberapa pihak juga ikut kecewa dengan penggunaan VAR. Salah satunya, mantan winger City dan tim nasional Inggris, Trevor Sinclair memprediksi para pemain dan pelatih terbaik bisa pergi dari Inggris, jika wasit yang memakai VAR masih menunjukkan kecerobohan saat memutuskan sesuatu.

Orang yang bertanggung jawab atas penggunaan VAR di Liga Inggris, Neil Swarbrick angkat bicara. Neil justru senang melihat dinamika yang berkembang. Ada ruang diskusi bagi semua pemangku kepentingan.

"Kami akan mendengarkan umpan balik, di mana kami dapat membuat perbaikan," katanya, dikutip dari BBC, Selasa (12/11).

Menurut dia, timnya lebih banyak membuat keputusan tepat dengan adanya VAR, ketimbang kekeliruan. Ia memberi angka tujuh dari 10 untuk efektivitas penggunaan teknologi tersebut di Liga Primer.

Senada dengan Neil, Kepada Asosiasi Wasit di Inggris, Mike Riley mengaku nyaman dengan keadaan sekarang. Meski, ia tak menampik masih ada ruang pembenahan penggunaan VAR.

photo
Layar di dalam Stadion Tottenham menunjukkan hasil VAR pada laga Tottenham vs Sheffield United.

Dikumpulkan UEFA

Beberapa pelatih top Eropa, pada Selasa (12/11) ini berkumpul dalam Forum Pelatih Elite UEFA, di kantor UEFA, Nyon, Swiss. Zinedine Zidane menjadi satu-satunya perwakilan dari Liga Spanyol bergabung dengan Pep Guardiola, Jurgen Klopp, Carlo Ancelotti, Unai Emery, Maurizio Sarri, Massimiliano Allegri, Rudi Garcia, Mircea Lucescu, Paulo Fonseca, Erik ten Hag dan Thomas Tuchel. 

Dalam forum itu akan dibahas juga soal evaluasi terhadap penggunaan VAR. Deretan pelatih top tersebut mengekspresikan kekhawatiran mereka terkait dengan penggunaan teknologi tersebut.

Manajer Liverpool Juergen Klopp, menilai bahwa, teknologi baru masih butuh waktu untuk disempurnakan dari sisi alat maupun penerapannya. "VAR menjadi isu yang kami bahas (dalam forum)," ungkap Klopp, dikutip dari Marca, Selasa (12/11).

Pelatih Lyon, Rudi Garcia menegaskan kalau wasit harus bertanggung jawab penuh terhadap pertandingan. "Kami ingin wasit masih menjadi pemimpin pertandingan dan VAR harus menjadi alat untuk memperbaiki sepak bola," ucap Garcia.

Direktur laman UEFA, Giorgio Machetti menjelaskan, kalau VAR memang membutuhkan perbaikan. Menurutnya, VAR memang masih alat yang baru di dunia sepak bola yang seharunya membantu sepak bola.

"Itu jelas bahwa VAR harus disempurnakan dan penggunannya (harus) jelas," ujar Machetti.

Selain VAR, pelatih juga mengangkat isu soal handball, yang kerap jadi kontroversi di lapangan. Pelatih top tersebut ingin mempertegas soal bagaimana kriteria handball dianggap penalti atau tidak.

photo
Penggunaan VAR di Piala Dunia 2018

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement