REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengecam penggunaan kekuatan mematikan yang tak dibenarkan dalam kekerasan terbaru di Hong Kong, Senin (11/11). AS juga mendesak kepolisian serta warga sipil di kota itu bersama-sama mendinginkan situasi.
Pernyataan AS muncul setelah aparat kepolisian Hong Kong melepaskan tembakan dan melukai seorang demonstran hingga parah. Seorang pria dibakar dalam kekerasan, yang memicu pemimpin Carrie Lam mengutuk musuh-musuh rakyat.
"Kepolisian Hong Kong dan warga sipil sama-sama memiliki tanggung jawab meredakan konflik sekaligus menghindari bentrokan kekerasan," ujar pejabat AS, yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Hong Kong diwarnai peningkatan bentrokan pada akhir pekan di tengah aksi protes prodemokrasi di seluruh wilayah yang dikuasai China itu, bekas koloni Inggris.