REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya mulai mengantisipasi bencana yang berpotensi terjadi pada musim hujan. Seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD), PMI, TNI/Polri, diminta untuk bersiaga menghadapi kejadian bencana yang dapat terjadi secara mendadak.
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, sejak awal November hujan telah beberapa kali turun. Artinya, semua pihak harus mulai mempersiapkan diri menghadapi musim hujan.
"Berdasarkan prakiraan, pekan kedua November sudah masuk musim hujan. Kita ingin semua antisipasi. Saya tidak ingin ada kejadian akibat kelalaian," kata dia, Selasa (12/11).
Berdasarkan pantauan Republika, musim pancaroba di Kota Tasikmalaya telah menimbulkan korban jiwa. Pada Sabtu (9/11), sebuah pohon di kompleks olahraga Dadaha tumbang dan menimpa seorang warga yang mengakibatkan meninggal dunia.
Budi menegaskan, dinas terkait harus mulai mengecek kondisi pepohonan yang ada di wilayahnya. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perwaskim) misalnya, harus mulai mengecek pohon-pohon yang ada. Jika sudah tua dan rapuh, pohon sebaiknya ditebang daripada membahayakan warga.
Bukan hanya Dinas Perwaskim yang mesti turun tangan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) juga mesti mengecek seluruh drainase yang ada, sehingga ketika hujan turun tak ada aliran air yang tersumbat. Sementara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga mesti mengurusi sampah yang biasa menjadi penyebab utama penyumbatan air.
"Masyarakat juga terus disosialisasi terkait antisipasi. Soalnya biasanya adanya kejadian akibat dari kita sendiri. Buang sampah sembarangan, padahal itu akan berdampak," kata dia.
Untuk lebih menguatkan mitigasi bencana, Budi juga akan menginstruksikan seluruh lurah untuk menggunakan dana kelurahan. Menurut dia, dana kelurahan dapat digunakan untuk mendidik masyarakat agar paham mitigasi dan penanggulangan bencana.
"Pemberdayaan masyarakat juga harus hadir dari dana kelurahan. Sehingga partisipasi masyarakat akan kebersihan lingkungan akan tercipta," kata dia.