Selasa 12 Nov 2019 15:05 WIB

Perusahaan RI Siap Ekspor Bahan Peledak ke Tiga Negara

Total nilai ekspor bahan peledak ke ketiga negara tersebut mencapai Rp 29,64 miliar.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama PT Dahana (Persero) Budi Antono di Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (12/11).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Direktur Utama PT Dahana (Persero) Budi Antono di Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Dahana (Persero), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkutat di sektor industri bahan peledak, menargetkan sejumlah negara yang akan menjadi tujuan ekspor hingga lima tahun ke depan. Yang terdekat ialah pada tahun depan, di mana Dahana akan mengekspor bahan peledak ke Timor Leste, Jepang dan Australia.

Direktur Utama Dahana Budi Antono mengatakan total nilai ekspor ketiga negara tersebut pada 2020 mencapai Rp 29,64 miliar. Jumlah ini meningkat tajam dibandingkan ekspor Dahana pada tahun ini ke Australia dan Timor Leste yang sebesar Rp 9,5 miliar.

Baca Juga

Budi menjelaskan, jenis bahan peledak yang diekspor pada 2020 berupa ammonium nitrat 435 ribu kg dan dayagel extra 509.500 kg. "Rencana ekspor, mereka sudah kontrak dengan Dahana," ujar Budi di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (12/11).

Budi menyampaikan pengembangan ekspor dilakukan guna mendorong devisa dan menghindarkan defisit ke depan. Mengenai Timor Leste, kata Budi, Dahana juga akan membangun pabrik bahan peledak di Timor Leste untuk memenuhi kebutuhan dalam pembangunan pelabuhan.

Untuk Australia, lanjut Budi, Dahana mampu menarik pasar di Negeri Kanguru lantaran memiliki kualitas dan harga yang relatif lebih murah dibandingkan produk dari negara lain, bahkan produk Australia sendiri.

"Harga bahan peledak Australia mahal-mahal, jadi kita telah kolaborasi dengan pengusaha Australia, dia tertarik untuk macam-macam, pertamakali impor bahan peledak bahan," kata Budi menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement