Selasa 12 Nov 2019 16:47 WIB
Rep: Muhammad Rizki Triyana, Surya Dinata, Wisnu Aji Prasetiyo/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, CISOLOK -- Pagi itu, udara begitu sejuk terasa. Aroma khas pedesaan dengan kesederhanaan serta keramahannya menyegarkan pikiran.
Hamparan padi di sawah serta kabut tipis berlatar belakang pergunungan membuat suasana semakin terasa nyaman. Di sinilah kami berada, di Kampung Adat Sinar Resmi, Cisolok, Sukabumi. Bukan hanya UNESCO yang menetapkan kampung ini menjadi Global Geopark. Namun, ada hal lain yang menarik perhatian kami untuk datang ke sini, yakni bagaimana kampung ini menciptakan ketahanan pangan yang luar biasa bagi para warganya.
Hari ini, kami datang bertepatan dengan salah satu acara adat yang masuk dalam bagian menjaga katahanan pangan di Kampung Sinar Resmi. Seren Taun, begitulah Abah Asep sebagai ketua adat menyebutnya. Seren Taun menjadi acara puncak untuk mensyukuri hasil panen padi yang diberikan oleh Allah SWT. Uniknya, padi di sini hanya dipanen satu tahun sekali. Namun, padi tersebut bisa bertahan hingga 5-7 tahun untuk dikonsumsi para warga.
Di kampung adat ini, padi tidak diberikan pupuk ataupun pestisida. Padi atau biasa disebut pare ditanam dan dirawat secara alami oleh para warga. Para warga bertani dengan menggunakan alat-alat tradisional.
Padi yang selesai dipanen kemudian dijemur sebelum memasuki proses Seren Taun, di mana padi tersebut akan disimpat di dalam leuit (lumbung padi). Beberapa hasilnya pun tak lupa disedekahkan kepada mereka yang membutuhkan.
Abah Asep yakin dengan merawat padi secara baik, akan didapat pula hasil yang baik. Dia pun berharap tradisi tersebut dapat terjaga hingga anak cucunya kelak.
Berikut video lengkapnya.
Videografer | Surya Dinata, M Rizki T, Wisnu Aji P
Narator | Fergi Nadira
Video Editor | Sadly Rachman