REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kompleks situs purbakala Ratu Boko yang berada di Dusun Dawung, Desa Bokoharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa sore (12/11), ditanami sebanyak 1.350 pepohonan, berupa tanaman perdu dan semak berbunga.
Di beberapa titik area kompleks situs purbakala Ratu Boko, yang menjadi salah satu warisan budaya yang telah diakui Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) itu, ratusan mahasiswa menanam beberapa pohon. Pohon tersebut adalah jenis bougenville (Bougainvillea), tanjung (Mimusops elengi), merak (Caesalpinia pulcherrima), soka (Saraca asoca) dan kepel (Stelechocarpus burahol).
Sementara itu, pada saat bersamaan, ratusan mahasiswa itu juga menanam aneka pepohonan di Candi Ijo. Candi tersebut merupakan sebuah kompleks percandian bercorak Hindu, yang jaraknya 4 km arah tenggara dari Candi Ratu Boko atau kira-kira 18 kilometer di sebelah timur Kota Yogyakarta.
Menurut Ketua Unit Kerja Situs Ratu Boko dan Candi Ijo Balai Pelestarian Budaya DIY, selain akan mempercantik wilayah situs Ratu Boko dan Candi Ijo, gerakan tersebut diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk semakin mencintai lingkungan dan juga sekaligus mempelajari warisan sejarah yang ada di Indonesia.
General Manager BUMN PT Taman Wisata Candi (TWC) Unit Ratu Boko, Wiharjanto menambahkan bahwa peninggalan sejarah Ratu Boko kini juga sudah menjadi ikon pariwisata, yang juga digemari generasi milenial.
"Generasi milenial ini, saat senja hari berbondong-bondong datang ke situs Ratu Boko untuk berburu 'sunset'," katanya.
Ia merujuk data yang dihimpun pihaknya betapa fenonema "sunset" itu mendongkrak kunjungan wisata di Yogyakarta, khususnya di situs Ratu Boko. Menurut dia total kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara pada 2018 sebanyak 306.338 orang yang didominasi anak muda.
"Dan sebagian besar dari pengunjung itu datang pada sore dan petang hari untuk berswafoto di gapura utama situs Ratu Boko ini guna melihat matahari terbenam," kata Wiharjanto.
Ia menambahkan lokasi situs kompleks Ratu Boko seluas 250 ribu meter persegi itu seringkali suhu udaranya panas. Sehingga, dengan penghijauan itu diharapkan akan memberikan suasana lebih teduh.