Rabu 13 Nov 2019 12:15 WIB

Ganggu Pengurangan Impor, Jokowi Ancam Gigit Lewat KPK

Jokowi tidak hanya sekali menggunakan kata gigit.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Muhammad Hafil
Jokowi akan menggigit siapapun yang mengancam pengurangan impor (ilustrasi).
Foto: republika
Jokowi akan menggigit siapapun yang mengancam pengurangan impor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan agenda besarnya untuk mengurangi defisit neraca perdagangan dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Dalam sambutan pembukaan rakornas antara pemerintah pusat dan forkopimda, Rabu (13/11), Jokowi pun mewanti-wanti agar tidak ada oknum yang mencoba menghalangi upayanya untuk mewujudkan agenda besar tadi, khususnya menekan angka impor.

"Jangan pernah ada yang bermain main di area ini. Saya udah wanti wanti betul, Di area ini kalau masih ada yang main-main, saya gigit sendiri, akan saya gigit sendiri," kata Jokowi.

Baca Juga

Jokowi mengaku sudah belajar banyak dari perjalanannya sebagai kepala negara selama lima tahun sejak 2014 lalu. Ia menyampaikan, sudah memetakan di mana saja ganjalan yang menghambat penurunan impor tadi. Ia pun mengancam untuk 'menggigit' oknum yang main-main dalam persoalan ini, termasuk lewat jalur hukum.

"Sudah mulai ngerti saya. Kalau masih ada yang main-main yang gigit saya sendiri, lewat cara saya, bisa lewat KPK, bisa lewat Polri, bisa lewat kejaksaan, akan saya bisikin aja di sana ada yang main-main," kata Jokowi.

Pemilihan kata 'gigit' oleh Jokowi ini bukan yang pertama kali disampaikan. Sebelumnya saat menghadiri HUT ke-8 Nasdem, Jokowi juga menyinggung soal persoalan impor. Ia menyampaikan tekadnya untuk menekan angka impor. Jokowi pun mengancam untuk 'menggigit' siapapun pihak yang menghalangi rencananya itu.

"Saya sampaikan dalam rapat internal, jangan ada yang coba-coba halangi saya menyelesaikan masalah tadi. Pasti akan saya gigit dengan cara saya," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement