REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berkomitmen menjadikan ekonomi syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi nasional. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan ekonomi syariah sudah menjadi arus baru di ekonomi nasional.
"Kita lihat komitmen besar dari pucuk kepemimpinan. Sudah digariskan bahwa ekonomi syariah akan dan memang sudah jadi arus baru pengembangan ekonomi," kata dia dalam pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 di Jakarta Convention Center, Rabu (13/11).
Ekonomi syariah bukan hanya sekadar sentimen agama. Pengembangannya sudah mendunia dan dilakukan oleh negara-negara yang bukan mayoritas Muslim. Ini karena semata-mata untuk menggarap pasar Muslim yang sekitar 30 persen.
Pemerintah berkomitmen untuk memimpin langsung langkah bersama dalam mewujudkan ekonomi syariah sebagai arus baru ekonomi Indonesia. Demikian disampaikan Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Ma’ruf Amin saat meresmikan pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019.
Perry menekankan ISEF menjadi platform bersama dalam mengimplementasikan ekonomi syariah sebagai arus baru menuju Indonesia maju. Oleh karena itu, semua pihak dapat bersinergi dengan memanfaatkan ISEF menjadi platform dalam mengembangkan pemberdayaan ekonomi syariah, pendalaman pasar keuangan syariah, dan penguatan riset dan edukasi syariah.
Perry dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan beberapa inisiatif yang telah diimplementasikan Bank Indonesia dalam mendorong ekonomi syariah. Antara lain pengembangan ekosistem rantai nilai halal, penguatan kemandirian ekonomi pesantren, pemanfaatan zakat dan wakaf yang dapat menjadi salah satu sumber pembiayaan dan optimalisasi pembayarannya melalui QR Code Indonesian Standard (QRIS), serta penyusunan kurikulum keuangan syariah dan kampanye halal lifestyle.
Penyelenggaraan ISEF 2019 mengangkat tema "Sharia Economy for Stronger and Sustainable Growth" dan akan berlangsung pada 12 November hingga 16 November 2019 di JCC, Jakarta. Dalam perjalanannya, ISEF berevolusi dari kegiatan yang sebelumnya berskala nasional menjadi kegiatan berskala internasional pada 2019.
ISEF 2019 telah menjadi bagian agenda eksyar global sepanjang 2019, bersanding dengan event internasional dari berbagai belahan dunia, antara lain, Malaysia International Halal Showcase (MIHAS), Global Islamic Economy Singapore (GIES), Halal Trade Expo Korea, London Sukuk Summit, dan Washington DC Halal Expo & Summit 2019.
ISEF 2019 juga menjadi tuan rumah beberapa pertemuan internasional dan forum tingkat tinggi, antara lain, 14th IFSB Summit, 6th OIC Forum on Islamic Social Finance, 5th IIMEFC (International Islamic Monetary Economics and Finance Conference), Journal of Islamic Monetary and Finance Call for Paper, dan International Hajj Conference.
Rangkaian kegiatan ISEF 2019 terdiri dari pertemuan internasional dan forum tingkat tinggi, konferensi dan tayang bincang (talkshow) internasional, forum investasi, temu bisnis (business matching), konsultasi bisnis (business coaching), serta pameran internasional.
Di tengah beragam agenda acara internasional, ISEF 2019 tetap menyertakan pelaku UMKM syariah dan pesantren sebagai bentuk inklusivitas strategi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia dalam rangka mendukung pengembangan ekosistem rantai nilai halal. Kegiatan ISEF 2019 merupakan puncak dari kegiatan ekonomi dan keuangan syariah berskala regional dan nasional melalui Festival Ekonomi Syariah (FESyar) yang telah diselenggarakan di beberapa wilayah di Indonesia, yaitu di regional Sumatra (Palembang), KTI (Banjarmasin), dan Jawa (Surabaya).
Melalui ISEF 2019, Indonesia berpeluang untuk mengambil posisi sebagai strategic reference dari analisis ekonomi dan arah kebijakan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah global dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai sebagai pusat rujukan ekonomi dan keuangan syariah global.