REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Meutya Hafid berharap perbedaan-perbedaan pandangan yang terjadi di internal partai dalam penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar bisa diselesaikan melalui musyawarah mufakat. Ia pun berharap agar tak ada konflik yang mengancam kesolidan partai.
"Apapun persoalannya, jangan sampai ada konflik yang berpotensi mengancam kesoliditan partai. Saya berharap Munas pada Desember ini bisa tercapai kata mufakat,” kata Meutya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Meutya mengatakan hasil Munas Golkar nanti harus menjadi pemersatu kader untuk bersama-sama berkarya demi kemajuan Golkar.
Ketua Komisi I DPR itu juga berharap siapapun calon yang akan maju dalam Munas Partai Golkar 2019, Munas bisa berjalan lancar tanpa gejolak.
Meutya memandang Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto selaku calon petahana merupakan sosok yang bijak, santun, dan bisa mempersatukan semua pihak di Golkar.
Sementara calon lain Bambang Soesatyo (Bamsoet) menurutnya merupakan tokoh senior yang telah matang.
"Jadi saya yakin Mas Bamsoet bisa berkomunikasi baik dengan Pak Airlangga untuk tercapai musyawarah mufakat. Demikian juga para pemegang suara, intinya voting itu pilihan akhir, yang utama musyawarah,” tegasnya.