REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pelaku bom bunuh diri diduga memanfaatkan momen warga yang ramai datang ke Polrestabes Medan pada Rabu (13/11). Dedi pun menyebut bahwa pihak kepolisian telah menjalankan prosedur pemeriksaan standar di pintu masuk Mapolrestabes Medan, Sumatra Utara.
"Sudah dilakukan pemeriksaan semuanya, termasuk barang-barang yang dibawa sudah dicek. Kebetulan saat itu ada beberapa kegiatan kepolisian dan masyarakat yang akan buat SKCK yang bersama-sama masuk (ke Polrestabes Medan). Momen itu dimanfaatkan pelaku untuk menyusup," kata Brigjen Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Ia menyebut jarak dari pintu pemeriksaan ke lokasi ledakan cukup dekat yakni sekitar 30 meter hingga 50 meter. Densus 88 Antiteror Polri kini masih berupaya menyelidiki identitas pelaku bom bunuh diri. Polri pun akan mengambil sidik jari mendiang pelaku untuk dicocokkan dengan basis data KTP elektronik pelaku untuk mengetahui identitas pelaku.
Tim juga masih menyelidiki pelaku terkait jaringan teroris tertentu ataupun bekerja sendiri. Pelaku awalnya masuk melalui pintu depan Mapolrestabes Medan, kemudian berjalan menuju Kantor Bagian Operasi Polrestabes Medan. Sesaat kemudian, pelaku meledakkan diri.
Ada enam orang menjadi korban luka dalam peristiwa ledakan bom bunuh diri ini yakni empat polisi, seorang pekerja harian lepas dan seorang warga sipil. Keenamnya kini dirawat di RS Bhayangkara Medan.