REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan striker Kolombia Faustino Asprilla mengatakan dia pernah membujuk pembunuh bayaran agar tidak melaksanakan niatnya membunuh kiper Paraguay Jose Luis Chilavert. Ini terjadi setelah Asprilla bentrok dalam Chilavert dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia pada 1997.
Dalam sebuah film dokumenter yang disiarkan di saluran televisi Kolombia TelePacifico pada Selasa (12/11) waktu setempat, Asprilla mengatakan pria bersenjata itu menelepon kamar hotelnya setelah ia dan Chilavert dikeluarkan dari lapangan pertandingan kualifikasi di Asuncion, Paraguay. Laga itu dimenangkan tuan rumah 2-1.
Pria itu meminta izin Asprilla untuk membunuh Chilavert. Permintaan nyeleneh itu ditolak Asprilla.
"Apakah kamu gila?" kata Asprilla menceritakan percakapan mereka kala itu. "Kamu akan menghancurkan sepak bola Kolombia, kamu tidak bisa melakukan itu. Tidak, tidak, tidak, tidak. Apa yang terjadi di lapangan tetap di lapangan."
Justru pria yang menelepon Asprilla itu tak berumur panjang. Ia terbunuh dalam tembak-menembak terkait peredaran narkoba pada 2004.
Nama Asprilla masyhur setelah membela Parma di Serie A dan kemudian memperkuat Newcastle United di Liga Primer Inggris. Pria yang baru berulang tahun ke-50, akhir pekan lalu, merupakan salah satu nama top di sepak bola Kolombia pada 1990-an. Ia terkenal di tanah kelahirannya karena kehidupannya yang penuh warna baik selama karir maupun pensiun.
Insiden ini menggarisbawahi kekerasan di Kolombia, dan hubungan yang dulunya kuat antara sepak bola dan dindikat narkoba di negara itu. Gembong besar narkoba Pablo Escobar merupakan penggemar berat sepak bola dan berinvestasi dalam olahraga ini pada 1990-an.
Dalam salah satu bab paling gelap dari sejarah sepak bola, bek Kolombia Andres Escobar ditembak mati di luar bar di Medellin pada tahun 1994. Itu akibat gol bunuh diri yang dia cetak sehari sebelumnya yang membuat Kolombia tersingkir lebih cepat dari Piala Dunia di Amerika Serikat.