REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan peristiwa bom bunuh diri di Polrestabes Medan Jalan HM Said, Medan, akan menjadi pintu masuk untuk memberantas jaringan teror di wilayah tersebut. Sebab, serangan itu akan dapat mengidentifikasi kelompok teror.
"Saya tadi berdiskusi dengan Mendagri, itu sudah bisa diidentifikasi sebenarnya hal-hal itu, nah ini yang menjadi pintu masuk untuk mengambil jaringannya kayak yang di Jawa Barat," kata Mahfud MD di sela kegiatan Rakornas Forkopimda di SICC, Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11).
Hal tersebut seperti kasus teror yang terjadi pada menkopolhukam periode sebelumnya, Wiranto, membuka pintu bagi aparat untuk membersihkan kelompok terorisme di Jawa Barat. "(Kelompok teroris yang menyerang) pak Wiranto itu kan sudah lama tapi gimana cara ngambil, ini kan pelanggaran HAM, kalau sembarang diambil, begitu ada peristiwa, ambil dengan seluruhnya sampai 51 orang," kata dia.
Menurut dia, tindakan radikal dikategorikan dalam tiga klasifikasi, yang pertama menganggap orang lain musuh, kedua pengeboman atau penyerangan, lalu yang ketiga adu wacana tentang ideologi. "Nah ini sudah masuk yang kedua jihadis namanya," ucapnya.
Menkopolhukam mengajak seluruh pihak untuk memberikan kesempatan pada aparat untuk melakukan upaya penanganan dan tindakan hukum terhadap aksi terorisme tersebut. "Kepada masyarakat jangan selalu nyinyir, kalau pemerintah bertindak lalu dikatakan melanggar HAM, kalau tidak bertindak dibilang kecolongan, kita sama-sama dewasa menjaga negara ini," ujar Mahfud.
Sebelumnya Rabu pagi sekitar pukul 08.45 WIB di Polrestabes Medan Jalan HM Said Medan telah terjadi bom bunuh diri yang dilakukan diduga seorang menggunakan atribut ojek daring dan meledak di sekitar kantin Polrestabes Medan.