Rabu 13 Nov 2019 16:14 WIB

Cina Kritik Keras Komentar Taiwan Soal Potensi Perang

Cina kritik komentar Taiwan soal potensi perang sebagai hal yang sesat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pemandangan Kota Taipei, Taiwan.
Foto: EPA
Pemandangan Kota Taipei, Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina mengkritik keras komentar Taiwan yang menyebut adanya kemungkinan Beijing menyerang wilayahnya. Cina menilai hal itu sesat dan omong kosong belaka.

"Baru-baru ini, dalam rangka mencari manfaat untuk pemilu, mereka telah menenun berbagai kebohongan untuk mengintimidasi, mengancam, dan menyesatkan rakyat Taiwan," kata Juru Bicara Kantor Urusan Taiwan Cina Ma Xiaoguang pada Rabu (13/11). 

Baca Juga

Ma menyoroti komentar Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu. Dia memang sempat mengatakan bahwa Cina berpotensi menyerang Taiwan untuk mengalihkan tekanan domestik jika perlambatan ekonomi terjadi. Menurut Ma, komentar Wu cukup provokatif. "Saya pikir rekan-rekan di kedua sisi Selat Taiwan harus sangat waspada dan tidak mudah disesatkan," ujarnya. 

Dia pun menyanggah Wu yang menyebut Cina mengalami perlambatan ekonomi. Ma mengklaim perekonomian Beijing baik-baik saja. "Di bawah situasi ekonomi yang rumit saat ini, lanskap perkembangan ekonomi (Cina) daratan masih bagus, dan ini bukan sesuatu yang bisa dibenci oleh orang-orang seperti Joseph Wu," katanya. 

Ia menegaskan kembali bahwa Cina menginginkan reunifikasi damai. Sementara, Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan adalah ancaman terbesar dan nyata bagi perdamaian. "Mereka dianggap mendorong kemerdekaan Taiwan serta menghasut permusuhan," ucap Ma.

Pekan lalu, Joseph Wu mengatakan wilayahnya perlu bersiap menghadapi potensi konflik militer dengan Cina. Wu mengungkapkan Cina telah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi di tengah perang dagang yang sengit dengan Amerika Serikat (AS). Tekanan domestik yang timbul akibat hal tersebut dapat mendorong Beijing membuka konfrontasi bersenjata dengan Taiwan. 

"Jika stabilitas internal adalah masalah yang sangat serius atau perlambatan ekonomi telah menjadi masalah yang sangat serius bagi para pemimpin tinggi (Cina) untuk ditangani, itu adalah peristiwa yang perlu kita berhati-hati. Kita perlu mempersiapkan diri kita untuk situasi terburuk yang akan datang, konflik militer," kata Wu dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada Rabu (6/11).

Menurut dia, meskipun mengalami perlamabatan, kondisi ekonomi Cina masih cukup baik saat ini. Namun, Wu mendesak negara-negara memperhatikan masalah yang terjadi di dalam negeri Cina, seperti pengangguran dan ketidakpuasan rakyat. 

"Mungkin (Presiden Cina) Xi Jinping sendiri dipertanyakan legitimasinya, karena tak mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Cina. Ini adalah faktor yang mungkin menyebabkan para pemimpin Cina memutuskan mengambil tindakan eksternal untuk mengalihkan perhatian domestik," ujar Wu. 

Dia mengatakan aktivitas militer Cina di kawasan tersebut telah menjadi sumber ketegangan yang sangat serius. "Kami tentu berharap bahwa Taiwan dan Cina dapat hidup bersama secara damai, tapi kami juga melihat ada masalah yang disebabkan oleh Cina, dan kami akan mencoba mengatasinya," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement