REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- RMN yang merupakan terduga bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan sempat dicegat petugas. Menurut Wakapolda Sumatera Utara Brigjen Polisi Mardiaz Kusin Dwihananto, saat itu pria berusia 24 tahun tersebut berada di depan Pos Jaga Polrestabes Medan.
"Selain itu, terduga sempat memasuki ruangan tempat warga mengurus surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) di Polrestabes Medan," kata Wakapolda Mardiaz saat ditanya wartawan usai pertemuan di Mapolrestabes Medan, Rabu sore.
Peristiwa ledakan bom tersebut, menurut dia, terjadi di lapangan upacara Polrestabes Medan sekitar pukul 08.45 WIB. Lokasinya tidak jauh dari Kantor Bagian Operasi Polrestabes Medan.
"Ledakan bom tersebut mengakibatkan enam orang mengalami luka-luka, yakni lima personel Polri dan seorang warga," ujar Mardiaz.
Petugas Labfor melakukan identifikasi pascabom bunuh diri yang dilakukan seorang pemuda, di depan Mapolrestabes, Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019).
Terduga bom diri, menurut Mardiaz, mengenakan seragam ojek daring saat peristiwa tersebut terjadi. Terduga merupakan warga Medan berstatus mahasiswa.
Saat ini, menurut Mardiaz, petugas masih melakukan pendalaman terhadap kasus dugaan bom bunuh diri tersebut. Dugaan sementara, pelaku melakukan aksi bom bunuh diri itu sendiri (lone wolf) atau tanpa terlibat jaringan teroris manapun.
"Polisi terus melakukan penyelidikan, terduga lainnya dalam aksi bom bunuh di Mapolrestabes Medan," kata mantan Kapolrestabes Medan itu.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal mengatakan bahwa bom yang meledak di Polrestabes Medan menyebabkan enam orang luka-luka.
"Ada enam korban, lima personel Polri dan satu sipil. Alhamdulillah, laporan sementara korban tidak ada yang luka parah, tetapi ada luka-luka dan ada beberapa kendaraan dinas juga rusak," kata Iqbal di Sentul International Convention Center, Bogor, Rabu.