REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepolisian Daerah Sumatra Barat merespons kejadian teror bom di Polrestabes Medan dengan meningkatkan penjagaan seluruh markas polisi di Sumbar. Polda meningkatkan penjagaan untuk mengantisipasi kejadian serupa dengan Polrestabes Medan yang hari ini menjadi target aksi bom bunuh diri dari oknum teroris.
"Kita akan siagakan dan lebih diperketat lagi dari biasanya. Kita terus meningkatkan pengawasan dan penjagaan di markas kepolisian,” kata Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto di Padang, Rabu (13/11).
Stefanus mengatakan hari-hari biasa semua markas kepolisian di Sumbar selalu dijaga. Namun pasca kejadian teror bom Medan, penjagaan lebih diperketat supaya kejadian yang tak diinginkan dapat dihindari.
Ledakan terjadi di Markas Komando Polres Kota Besar (Polrestabes) Medan sekitar pukul 08.45 WIB, Rabu (13/11). Ledakan diduga merupakan bom bunuh diri.
Berdasarkan keterangan salah seorang saksi bernama Lila yang saat itu sedang mengurus Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), ledakan terjadi sangat kuat hingga menimbulkan getaran.
"Aku pas di depan ruangan pengurusan SKCK itu. Tiba-tiba bunyi ledakan kuat, sampai bergetar lantai. Setelah itu langsung keluar asap banyak sekali," katanya.
Setelah ledakan, katanya, seluruh orang yang berada di dalam ruangan langsung berhamburan keluar. "Kami langsung keluar keluar semua, awalnya sempat dilarang polisi keluar karena takut terjadi ledakan lagi, jadinya kami sempat dijaga," ujarnya.
Saksi lainnya bernama Adrian mengatakan, pascaledakan terlihat serpihan batu dan kaca berserakan di halaman apel Polrestabes Medan. "Ada tiga truk kepolisian tadi di situ, kaca-kacanya pecah. Banyak batu-batu juga di situ," ujarnya. Ledakan diduga merupakan bom bunuh diri dilakukan seorang pria menggunakan atribut pengemudi ojek online dan meledak di sekitar kantin Polrestabes Medan.